Jakarta (ANTARA News) - Modal asing yang masuk ke pasar uang Indonesia sepanjang 1 hingga 26 Januari 2018 mencapai Rp46 triliun atau meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar Rp17 triliun menurut Bank Indonesia (BI).
Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, Jumat, mengatakan aliran modal masih terus masuk dengan topangan fundamental ekonomi kuat Indonesia, yang tercermin dari inflasi 3,61 persen (tahun ke tahun) pada akhir 2017, dan defisit neraca transaksi berjalan yang diproyeksikan di bawah dua persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2017.
Kenaikan level Indonesia dalam peringkat Fitch Ratings 20 Desember 2017 juga berkontribusi masuknya modal asing.
"Jadi kelihatan bagaimana minat dari investor luar negeri yang percaya kepada ekonomi Indonesia. Jadi saya ingin menyampaikan bahwa kondisi kita secara umum baik," kata Agus.
Stabilitas makro ekonomi, menurut dia, hingga akhir Januari 2018 masih terjaga baik. Sebagai otoritas yang menjaga stabilitas, Bank Sentral melihat ada peningkatan tekanan inflasi karena meningkatnya harga pangan selama bulan ini.
Namun, Agus mengatakan, tekanan dari harga pangan yang bergejolak masih terjaga dan dalam rentang sasaran inflasi nasional BI pada 2,5 sampai 4,5 persen (tahun ke tahun) pada 2018.
Berdasarkan Survei Pemantauan Harga BI pada pekan keempat Januari 2018, inflasi bulanan diproyeksikan 0,73 persen (bulan ke bulan).
"Kita juga mengidentifikasi ada sumber-sumber inflasi misalnya tadi harga beras, harga daging ayam, kita lihat hortikultura seperti cabai dan kita sambut baik bahwa pemerintah sudah mengimpor beras karena untuk meyakini tersedianya suplai beras yang cukup," kata Agus.
Otoritas moneter melihat risiko eksternal yang harus diwaspadai adalah pengetatan kebijakan suku bunga acuan negara-negara maju yang dapat memacu aliran dana keluar dari negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
"Kita melihat 2018 ini ada beberapa negara maju yang di 2017 sudah mulai menaikkan suku bunga. Di 2018 ada yang akan kita perkirakan menaikkan bunga lagi, ada yang naikkan bunga dua kali, ada tiga kali. Jadi tentu kita harus siap-siap, harus waspada karena iklim dunia akan ada kondisi dimana bank-bank sentral negara maju akan menaikkan tingkat bunga," demikian Gubernur BI.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018