Baghdad (ANTARA News) - Kelompok-kelompok perlawanan telah menewaskan sedikit-dikitnya 17 orang dalam pemboman dan baku tembak di Irak, Rabu. Para korban antara lain sembilan polisi yang tewas dalam pada serangan di kota Samarra dan sekitar Kirkuk, kata pejabat keamanan. Kota Samarra yang sebagian besar penduduknya adalah kaum Sunni, digoncangkan oleh bom pinggir jalan yang ditujukan kepada satu kendaraan patroli polisi. Ledakan itu menewaskan lima polisi dan dua penduduk sipil, kata Kapten polisi, Alaa al-Samarrai. Serangan itu juga melukai dua penduduk lainnya serta seorang polisi. Ledakan itu terjadi di pemukiman dekat tugu penghormatan bagi tokoh Syiah yang disegani, Al-Askari. Tugu penghormatan tersebut, awal bulan ini dibom, dan sejak itu pula beberapa serangan terjadi di kota itu. Di utara Baghdad, satu bom pinggir jalan meledak di pasar dan membunuh lima orang, menurut seorang pejabat keamanan yang memberikan laporan awal. Petugas itu mengatakan 10 lainnya terluka. Satu penduduk sipil juga tewas dalam serangan bom mobil bunuh diri di pos pemeriksaan polisi di lingkungan Jadiriyah, Baghdad tengah. Sementara itu, orang-orang tak dikenal, membunuh empat polisi dan melukai satu lainnya, ketika gerombolan itu menyerang kantor polisi di kota Taza, dekat kota Kirkuk yang merupakan penghasil utama minyak, kata Mayor Jenderal polisi Torhan Yussef. Enam orang anggota kelompok perlawanan, tewas saat pesawat tempur Inggris mengebom sebuah gedung di selatan Baghdad. Insiden itu menyusul terjadinya serangan di pos pemeriksaan polisi Irak, Selasa, kata militer AS. Pesawat pesawat tempur Tornado menerjunkan bom seberat sekitar 900 kilogram, menyusul aksi pemberontak yang menyerang kantor polisi dan pos pemeriksaan di dekat Salman Pak, arah tenggara Baghdad. "Sesudah menyerang pos pemeriksaan, pemberontak memasuki mesjid dan mulai menembaki pos pemeriksaan dari bubungan atap mesjid. Pemberontak kemudian melarikan diri dari mesjid dan memasuki gedung yang akhirnya dibom," ungkap pihak AS. Pihak AS mengemukakan dua helikopternya membalas serangan senapan mesin dan pelontar granat dari 30 anggota kelompok perlawanan. Militer AS juga mengemukakan melakukan serangan di provinsi Diyala dan telah menewaskan 60 orang anggota kelompok perlawanan, dalam serangan sejak 19 Juni. Tentara AS juga menahan 66 orang anggota kelompok militan, menyita 30 senjata, menghancurkan 81 bom pinggir jalan serta 17 kerangka jebakan, dalam operasi "Arrowhead Ripper". (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007