London (ANTARA News) - Harga minyak dunia memperpanjang kejatuhannya pada Rabu (27/8) karena pasar memperkirakan pemerintah Amerika Serikat (AS) akan menyingkap cadangan energi Amerika naik kembali minggu lalu, dan meredakan kekawatiran pasokan menurut pada pedagang.
Di London, minyak mentah Brent Laut Utara untuk pengiriman Agustus turun 39 sen menjadi 69,78 dolar per barel dalam perdagangan elektronik.
Kontrak perdagangan berjangka minyak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Agustus, merosot 53 sen menjadi 67,24 dolar per barel dalam perdagangan elektronik sebelum pembukaan resmi pasar AS tersebut.
"Perdagangan berjangka minyak mentah turun, memperpanjang kejatuhan dari hari sebelumnya menjelang data cadangan AS mingguan," analis Sucden Michael Davies mengatakan.
"Para analis berharap akan melihat kenaikan minyak mentah dan cadangan bensin, dimana cadangan minyak mentah AS, telah berada pada tingkat tertingginya sejak Mei 1998."
Cadangan bensin secara khusus menjadi fokus di tengah musim liburan musim panas AS sekarang ini dimana permintaan biasanya memuncak ketika banyak orang Amerika memadati jalanan untuk berlibur.
Meski harga minyak turun, kekawatiran tetap menyangkut penggunaan kilang karena pemadaman di seluruh Amerika Serikat telah menciptakan kemacetan dalam proses produksi bensin.
"Hingga kini cadangan minyak mentah semestinya merosot (turun)," kata para analis Schork Report. "Malahan, cadangan naik hingga tingkat tinggi sembilan tahun sejak Juni. Ketidakmampuan pasar untuk menaikkan kapasitas menyebabkan stok meningkat."
Para analis memperkirakan bahwa cadangan bensin naik satu juta barel pada minggu yang berakhir 22 Juni, sedangkan cadangan minyak mentah meningkat 1,5 juta barel selama periode yang sama. Departemen Energi AS menerbitkan laporannya Rabu mendatang.
Harga minyak ditutup turun lebih dari satu dolar Selasa, disebabkan perkiraan cadangan lebih tinggi dan karena output meningkat dari produsen utama Nigeria.
Harga melesu disebabkan oleh kabar bahwa raksasa energi AS Chevron telah melanjutkan kembali operasi di fasilitasnya di Nigeria bagian selatan yang ditutup dua minggu lalu akibat kekacauan komunal.
Sementara minyak juga jatuh akibat banting harga di semua komoditas, dimana harga logam mulia dan logam dasar turun di tengah kekawatiran tingkat suku bunga tinggi, kemerosotan ekuitas dan kekawatiran tentang pasar subprime mortgage AS, Davies dari Sucden mengatakan.
Para analis, namun, masih memperkirakan tren naik jangka panjang untuk harga minyak.
"Kami masih yakin rendahnya pengoperasian kilang memberi pasar tulang punggung yang dengan mudah meluas bersama faktor-faktor membaik luar negeri," kata Peter Beutel, presiden konsultan energi Cameron Hanover, demikian laporan AFP. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007