New Delhi (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengatakan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan India dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di kawasan Samudera Hindia untuk mendukung terciptanya kemakmuran dan stabilitas kawasan Indo-Pasifik.
Pada saat pidato dalam sesi pleno KTT Peringatan ASEAN-India 2018 di Hotel Taj Enclave Diplomatic di New Delhi pada Kamis malam, Presiden Jokowi menjelaskan banyak potensi yang dimiliki oleh ASEAN-India, salah satunya adalah jumlah populasi penduduk yang hampir mencapai 2 miliar jiwa.
"Dari angka tersebut, penduduk usia produktif mencapai hampir 1,5 miliar," kata Presiden.
Optimisme pertumbuhan ekonomi dunia yang diperkirakan naik menjadi 3,7 persen pada 2018, dimana sebelumnya 3,6 persen, juga berperan penting bagi kerja sama ASEAN-India.
Presiden menyampaikan apresiasi kerja sama ASEAN-India yang berhasil meningkatkan pertumbuhan masing-masing negara.
Selain itu, ekonomi ASEAN diprediksi tumbuh 5 persen sedangkan ekonomi India diperkirakan tumbuh 7 persen pada 2018.
"Berkat kerja kita bersama, ekonomi tumbuh positif di atas pertumbuhan ekonomi global," demikian Presiden Jokowi dari keterangan Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.
Meski demikian, masih ada sejumlah kondisi global yang belum stabil dan harus dihadapi ASEAN dan India seperti pesimisme pelemahan ekonomi global pada jangka panjang, hingga meningkatnya kecenderungan proteksionisme di berbagai negara.
Oleh karena itu, Presiden mengajak ASEAN bersama-sama dengan India untuk melanjutkan perundingan Kemitraan Perekonomian Komprehensif Kawasan (RCEP) yang akan mewakili hampir setengah populasi dunia, 31,6% dari GDP global, dan 28,5% perdagangan dunia.
(Tz.B019/
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018