London (ANTARA News) - Final Piala Carabao atau Piala Liga akhir bulan depan yang mempertemukan Arsenal dan Manchester City digayuti pertanyaan, apakah laga itu akan berakhir dengan trofi pertama Pep Guardiola di Inggris atau justru menjadi trofi terakhir Arsene Wenger.
Sekalipun Wenger tetap melatih Arsenal sampai tahun terakhir masa kontraknya musim depan, tidak banyak orang yang percaya dia bisa membentuk tim yang bisa menjuarai Liga Premier atau sukses di kancah Eropa, baik itu sekarang maupun sampai Mei 2019 ketika kontraknya berakhir.
Oleh karena itu menjadi realistis bagi manajer yang sudah amat lama menukangi Arsenal itu untuk menuntut diri mempersembahkan gelar pada final Piala Liga 25 Februari nanti itu.
Trofi Piala Liga adalah satu-satunya trofi di liga domestik yang tak pernah digapai pelatih berusia 68 tahun yang sudah mengasuh Arsenal selama 22 tahun itu. Dia sudah mempersembahkan tiga gelar juara liga dan empat gelar juara Piala FA, tapi tidak satu pun Piala Liga yang kini disebut Piala Carabao. Arsenal bahkan tak pernah memenangkan piala ini sejak George Graham pada 1993.
Masalah terbesar Wenger adalah timnya harus menaklukkan kekuatan menakutkan pasukan Guardiola jika ingin mengakhiri pengabdian selama 25 tahunnya bersama Arsenal dengan status juara turnamen itu.
Mengatasi Chelsea 2-1 dalam semifinal bukan jaminan Arsenal bisa melewati City karena City adalah tim yang sama sekali lain. Wenger mesti mencari cara dalam lima pekan ke depan, untuk bisa menjadi pemenang saat melawan tim asuhan Guardiola nanti.
Baca juga: Arsenal bekuk Chelsea 2-1, tantang City di final Piala Liga
"Tatkala Anda berada di final, Anda ingin menjuarainya. City tengah mendominasi Lige Premier untuk sementara ini, tetapi kita akan lihat nanti di final," kata Wenger.
"Untuk saat ini mereka terlihat tak terhentikan, dan kami harus mengeluarkan segala upaya untuk mengalahkan mereka. Memang sulit memenangkan trofi di Inggris dan itulah mengapa tim-tim besar berusaha menjuarainya ketika mereka mendapatkan peluang."
"Kalah (dari Birmingham City) pada 2011 adalah masalah yang tak tertuntaskan karena kami tak memenangkannya. Tetapi sekarang kami sudah di dalam, kami ingin memenangkannya. Kami bermain menghadapi tim yang sangat kuat, makanya ini adalah pertandingan yang sangat menarik."
Ada catatan positif yang menguntungkan Arsenal, yakni mengalahkan tim asuhan Guardiola pada semifinal Piala FA musim lalu, dan menang pada sembilan pertemuan terakhir mereka di Wembley. Tetapi butuh lebih dari sekadar catatan sejarah dan statistik untuk bisa mengalahkan City yang berambisi merebut empat gelar atau kuadrapel pada musim ini.
Kehilangan Alexis Sanchez yang pindah ke Manchester United tak menghalangi Arsenal maju ke final turnamen ini yang keempat kali dalam lima musim terakhir. Tetapi Wenger harus menajamkan lagi barisan serangnya jika ingin mengancam City di Wembley.
Mendatangkan Pierre-Emerick Aubameyang dari Borussia Dortmund bulan ini akan membantu Arsenal, sekaligus mengatasi tumpul di depan yang saat ini sangat mengandalkan Alexandre Lacazette. Kehilangan Sanchez justru telah menghilangkan ketidakmenentuan dalam tim, namun mereka menjadi lebih lamban dan kurang eksplosif tanpa Sanchez.
Baca juga: Setelah Alexis Sanchez pergi, Arsenal tak lagi galau
Sebelum ini tim Wenger terkenal dengan serang balik yang cepat dan destruktif, tetapi raibnya Sanchez dan Theo Walcott yang keduanya dijual bulan ini. membuat Arsenal kekurangan pemain yang punya daya rusak terhadap lawan karena kecepatan mereka.
Itu bukan masalah yang mudah diatasi, dan sekalipun Wenger bisa mengatasinya, dapatkah Arsenal menghalau bakat-bakat serang yang dimiliki City? Guardiola boleh saja gagal mendapatkan Sanchez, tetapi dia masih punya Sergio Aguero, Raheem Sterling, Leroy Sane, Kevin De Bruyne dan David Silva.
Kekuatan serang City dan opsi lapangan tengahnya bisa membuat Arsenal dikurung di Wembley, khususnya jika Wenger memaksa memasang Mohamed Elneny sebagai bek darurat seperti dia lakukan saat melawan Chelsea di Emirates.
Ketika City masuk gelanggang dengan status favorit juara, Wenger dan Arsenal justru selalu dianggap sebelah mata tahun-tahun belakangan ini.
Arsenal menjadi underdog pada semifinal dan final Piala FA musim lalu namun sukses memenangkan kedua pertandingan, masing-masing melawan City dan Chelsea.
Tak bisa dibantah bahwa pada diri Mesut Ozil, Jack Wilshere dan Laurent Koscielny, Arsenal bisa mementahkan kekuatan terbaik City, jika ketiga pemain itu bermain pada puncaknya. Tetapi kali ini Arsenal yang turun adalah bukan tim terbaik Wenger sehingga dia harus berharap bahwa pada final nanti City akan ketiban sial.
Belajar dari pengalaman dari pemain-pemain seperti Patrick Vieira, Thierry Henry dan Denis Bergkamp (serta Sanchez sendiri) yang berhasil menginspirasi tim menuju kejayaan, Wenger akan sangat berharap pada munculnya pahlawan baru dalam final terakhir klub di Wembley ini, demikian ESPN dalam lamannya.
Baca juga: Arsenal cukup kuat tanpa Aubameyang, kata Wenger
Pewarta: -
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018