Palembang (ANTARA News) - Provinsi Sumatera Selatan harus mengembangkan industri hilir untuk meningkatkan nilai tambah dari hasil perkebunan dan mineral batu bara, kata Rektor Universitas Sriwijaya (Unsri) Prof Anis Saggaf.
"Sumsel harus berubah, jangan lagi hanya mengekspor bahan baku tapi harus sudah beralih ke bahan jadi atau setengah jadi," kata Anis di Palembang, Kamis.
Ia mengatakan, Pemerintah harus merealisasikan Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api (TAA) dan Pelabuhan Samudera di Tanjung Carat, Kabupaten Banyuasin.
Kawasan Ekonomi Khusus TAA ini diharapkan menjadi mesin ekonomi Sumsel untuk jangka panjang.
"Dengan adanya kawasan ekonomi khusus atau KEK maka biaya produksi akan jauh lebih murah sehingga daya saing Sumsel meningkat. Dengan begitu, banyak investor yang akan masuk," ujar dia.
Saat ini pertumbuhan ekonomi Sumsel tetap terjaga meskipun daerah ini dihadapkan penurunan harga karet dan batu bara. Pada Triwulan III 2017 mencatat 5,56 persen atau diatas rata-rata nasional 5,06 persen.
Salah satu penyebabnya karena Sumsel bakal menjadi tuan rumah Asian Games XVIII tahun 2018.
Sejumlah proyek infrastruktur penunjang Asian Games telah mendongkrak pertumbuhan ekonomi Sumsel karena terdapat Rp68 triliun dana APBN yang diserap.
"Tren ini harus terus dipertahankan dengan cara mengaktifkan KEK TAA. Dengan KEK ini Sumsel menunjukkan keunggulannya dalam infrastruktur dan konektivitas," katanya.
Ia menambahkan yang tak kalah penting lagi yakni bagaimana mengembangkan sektor pariwisata karena Palembang telah memiliki Jakabaring Sport City yang berisikan 18 arena olahraga berstandar internasional.
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018