Kuala Lumpur (ANTARA News) - "Tolong, tolong Datuk! Kami dikurung dalam satu kantor. Hari-hari tidak dikasih makan..." demikian sms (pesan singkat lewat telepon genggam) yang diterima Kepala Imigrasi Malaysia Ishak Mohamed kemudian dilakukan penggrebekan ke lokasi di mana 20 PRT Indonesia berhasil dibebaskan dari sebuah penyiksaan. Beberapa koran Malaysia seperti Harian Metro, Berita Harian, The Star dan The New Straits Times, Rabu, memberitakan, operasi Direktorat Imigrasi Malaysia yang berhasil membebaskan 20 PRT Indonesia dari siksaan agensi Malaysia di sebuah rumah di Jl Gunung Rapat, Ipoh Jaya. "Saya menerima SMS mereka hari Jumat (22/6) kemudian dilakukan pengintaian di lokasi setelah itu dilakukan penggrebekan hari Senin (25/6) malam dengan mengerahkan 11 orang petugas imigrasi," kata Ishak. Setelah dilakukan interogasi, sebanyak 20 PRT dipekerjakan secara harian dengan gaji 13 ringgit per hari sementara majikan menerima 50 ringgit per hari per PRT. Mereka mengaku hanya menerima makan satu kali saja sehari dan dikurung setelah pulang kerja. "Pagi diantar ke majikan harian dan dijemput kembali pada waktu malam," katanya. Pola kerja seperti itu sudah berlangsung hingga setahun ini. Beberapa PRT sudah lewat izin kerjanya atau izin kerjanya sudah kadaluarsa. Oleh karena tidak tahan dilakukan seperti itu maka para PRT kemudian mengirim SMS secara langsung ke Kepala Imigrasi Malaysia. "Mereka ingin kembali ke Indonesia. Oleh karena itu, kami akan kerja sama dengan kedutaan Indonesia," kata Ishak. Menurut Ishak, majikan Malaysia sudah ditangkap dan laporan kepada polisi sudah dilakukan. Ia juga kesal karena penyiksaan terhadap PRT Indonesia terus terjadi di Malaysia.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007