Jakarta (ANTARA News) - Perum Perumnas menawarkan 10 lokasi lahan bagi pengembangan Rusuna di seluruh Indonesia, sebanyak enam di antaranya berlokasi di Jakarta dengan luas lahan 49 hektar. Menurut Direktur Utama Perum Perumnas Harry A. Jasa Slawat di Jakarta, Rabu, lokasi lahan di Jakarta yang siap untuk dikembangkan di antaranya Pulogebang, Cengkareng, Kemayoran, Kebon Kacang, dan Tanah Abang. Dari sebanyak 10 lokasi lahan yang ditawarkan Perumnas, sebanyak lima di antaranya merupakan peremajaan kawasan (urban renewal), satu proyek pilot, dan sisanya empat lokasi lahan kosong, katanya. Harry menawarkan untuk lokasi-lokasi strategis sebaiknya pembangunannya menggunakan sistem subsidi silang dengan menggabungkan masyarakat berpendapatan rendah dan menengah. Melalui subsidi silang, dapat menjamin pemeliharaan jangka panjang (longterm maintenance) sehingga dapat menciptakan citra lingkungan yang terpelihara, ungkap Harry dalam seminar mengenai Rusuna yang diselenggarakan Forum Wartawan Negara Perumahan Rakyat (Forwapera). Saat ini pembangunan Rusuna di Pulogebang dibangun empat pengembang di antaranya PT Primaland Internusa Development, Asian for Investment Development, PT Eden Capital Indonesia, dan Encorp Group Sdn Bhd. Saat ini terdapat 18.038 unit yang dikembangkan Perum Perumnas tersebar di 23 lokasi, 11 provinsi, 13 kabupaten/kota. Dari jumlah itu 11.042 unit Rusunami dan sebanyak 6.996 unit Rusunawa. Sementara itu menurut praktisi properti Harry Jap potensi untuk Rusuna sebenarnya sangat menarik dengan potensi jutaan unit. Bagi pemasar sebenarnya sangat menarik hanya saja membutuhkan strategi khusus karena produk Rusuna berbeda. Diungkapkan untuk memasarkan Rusuna diperlukan agen khusus terdaftar dalam jumlah terbatas serta harus didukung teknologi informasi terapan. Dia menyarankan untuk memberdayakan bank-bank penerbit ATM, kartu kredit dalam melaksanakan moda pembayaran rutin, mengingat anggaran promosi sedikit maka harus ada kerjasama dengan perusahaan iklan untuk mempromosikan dan mencari dana sendiri. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007