Tingkat pengangguran atau proporsi angkatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan mencapai 4,3 persen di tiga bulan hingga akhir November, kata Badan Statistik Nasional atau Office for National Statistics (ONS) dalam sebuah pernyataan.
Hal itu dibantu oleh kenaikan jumlah pegawai di luar ekspektasi menjadi 32,2 juta orang, yang merupakan level tertinggi sejak rekor dimulai pada 1971, tambah ONS.
Jumlah pengangguran turun 3.000 menjadi 1,44 juta orang.
“Angka pasar tenaga kerja terbaru semakin memberikan kepastian bahwa perekonomian menguat di kuartal keempat tahun lalu,” kata Paul Hollingsworth, ekonom di grup riset Capital Economics.
“Kenaikan 102.000 penerimaan pegawai di tiga bulan sampai November jauh lebih kuat dibandingkan perkiraan pasar,” tambahnya.
Pendapatan mingguan rata-rata tumbuh 2,5 persen sampai November, namun masih lebih rendah dari inflasi Inggris secara keseluruhan.
"Dengan tingkat lapangan kerja yang kembali ke rekor tertinggi dan jumlah lowongan yang mencatat rekor baru, pembukaan lapangan kerja jelas tetap kuat," kata ahli statistik ONS David Freeman.
"Namun demikian, inflasi tetap lebih tinggi dari pertumbuhan gaji sehingga nilai riil pendapatan terus menurun,” tambahnya.
Harga meningkat di Inggris selama tahun 2017 setelah pemungutan suara referendum Inggris yang mendukung referendum Uni Eropa menekan pound, menaikkan biaya barang impor.
Akibatnya, Bank of England (BoE) menaikkan suku bunga utamanya pada November untuk pertama kalinya dalam satu dekade - menjadi 0,5 persen dari rekor rendah 0,25 persen.
Pound dalam mode pemulihan, sebagai bagian dari meningkatnya ekspektasi pengetatan suku bunga lebih lanjut dari BoE di tahun 2018. Demikian dilansir AFP.
Penerjemah: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018