Chiang Mai, (ANTARA News) - Thailand pada tahun lalu dikunjungi hampir 35 juta wisatawan asing alias hampir setengah dari populasinya yang 70 juta jiwa.
"Dari kunjungan 35 juta wisatawan asing itu negara kami mendapatkan 53,34 miliar dolar AS, dan tahun ini targetnya 59 miliar dolar AS," kata Deputy Governor for Marketing Communications Tourism Authority of Thailand (TAT) Tanes Petsuwan dalam konferensi pers ASEAN Tourism Forum ATF 2018 di Chiang Mai, Rabu.
Thailand adalah tuan rumah ATF 2018 yang berlangsung antara 22-26 Januari di Chiang Mai Exhibition and Convention Centre dengan tema "ASEAN-Sustainable Connectivity, Boundless Prosperity".
Pada kesempatan itu, Tanes Petsuwan mengatakan, TAT sebagai badan pemerintah yang bertanggung jawab dalam memasarkan turisme Thailand, membuat strategi baru untuk mencapai target kunjungan wisatawan asing tahun ini.
Mereka pada akhir Desember 2017 mulai mengkampanyekan slogan baru "Open to The New Shades" (Terbuka bagi Nuansa-nuansa Baru) untuk melengkapi "Amazing Thailand" yang sudah berusia 20 tahun.
"Open to The New Shades" menurut TAT menggambarkan keramahan yang khas dari warga Thailand untuk menyambut tamu dari berbagai belahan dunia.
"Kuncinya adalah menyatakan bahwa kami terbuka dengan keberagaman," kata Tanes Petsuwan.
Sasaran dari kampanye ini adalah wisatawan yang sudah pernah ke Thailand maupun yang pertama kali datang ke negara itu.
Strategi pemasaran wisata Thailand adalah mengutamakan masyarakat setempat sebagai yang paling mendapatkan manfaat.
Kampanye wisata Thailand juga membidik generasi milenial dengan konsep padu padan (mix & match), yaitu wisatawan muda merancang sendiri destinasi wisata mereka.
Selanjutnya, mereka juga menggarap ceruk pasar wisata menikah dan bulan madu, wisata bagi kalangan lanjut usia, wisata bagi peminat olah raga, wisata khusus perempuan pelancong, wisata khusus kalangan atas, selain wisata keluarga.
Konsep pemasaran wisata Thailand 2018 juga adalah "go local" yaitu pengalaman wisatawan dengan kekhasan masyarakat suatu wilayah, mulai dari makanan khas, tidak hanya mencicipi kuliner tapi juga pengalaman mengenai bahan-bahan makanan tersebut berikut cara mengolahnya.
Wisatawan tidak sebatas melihat suatu tempat tapi juga merasakan cara hidup bersama masyarakat setempat, hingga berinteraksi dengan tokoh setempat.
"Ada 40 kantor TAT di seluruh Thailand, mereka yang akan menjalankan strategi 'go local' itu di masing-masing wilayah," katanya.
Pemerintah Thailand juga mengumumkan pengurangan pajak di 55 provinsi tujuan wisata pada 2018 untuk memperkuat ekonomi setempat.
"Ini demi memperkuat ekonomi masyarakat umum, caranya dengan mendorong wisatawan asing maupun dalam negeri berkunjung ke komunitas-komunitas yang ada di provinsi-provinsi tersebut," kata Tanes Petsuwan.
Thailand juga intensif menggarap pasar ASEAN, dengan strategi pada 2018 meluncurkan buku saku "Experience Thailand and More".
Alternatif terakhir namun tidak kalah menarik bertema "ASEAN World-Class Culinary and Heritage Cities" bagi mereka yang ingin menikmati kuliner dari berbagai wilayah di Thailand hingga Malaysia dan Singapura.
Pada ATF 2018, Thailand menjadi peserta terbanyak dengan 117 peserta pameran, disusul Indonesia (50), Philippina (30), Malaysia (24), Singapura (20), Vietnam (15), Kamboja (13), Laos (4), Brunei Darussalam (3) dan Myanmar (3) .
Pewarta: Aditia Maruli Radja
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018