Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu sore, bergerak menguat sebesar 28 poin menjadi Rp13.322 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.350 per dolar Amerika Serikat (AS).
"Nilai tukar rupiah masih bertahan di area positif, faktor dalam negeri yang positif menjaga fluktuasi mata uang domestik," ujar Analyst Valbury Asia Futures Lukman Leong di Jakarta, Rabu.
Ia menilai bahwa produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2018 ini masih memiliki ruang untuk kembali tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Hal itu seiring dengan kondisi stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan tetap terkendali sehingga mendukung momentum pertumbuhan ekonomi.
"Inflasi yang stabil di level rendah serta peringkat kredit Indonesia yang membaik menambah faktor positif yang menjaga rupiah ke depannya," katanya.
Ia menambahkan bahwa apresiasi rupiah juga terbantu di tengah kondisi Amerika Serikat yang kurang kondusif. Kebijakan Presiden AS Donald Trump dinilai kurang mendorong ekonominya, salah satunya pemangkasan pajak yang dapat mengurangi penerimaan pemerintahan AS. Akibatnya, dapat berdampak buruk bagi sisi fiskalnya.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa terapresiasinya laju mata uang euro seiring membaiknya data-data ekonomi di kawasan Eropa memberikan sentimen positif pada pergerakan kurs di kawasan Asia, termasuk rupiah.
Dari dalam negeri, lanjut dia, adanya penilaian positif dari Menteri Keuangan terkait kenaikan harga minyak mentah yang dapat membuat neraca perdagangan Indonesia menjadi surplus dan adanya langkah strategis yang ditetapkan Pemerintah dan Bank Indonesia untuk menjaga inflasi agar tetap stabil turut membantu rupiah berada di area positif.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (24/1) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.321 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.318 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018