Jakarta (ANTARA News) - Terdapat sejumlah mitos di masyarakat tentang kanker, salah satunya menyoal biopsi yang menyebabkan sel kanker menyebar.

"Kalau melakukan biopsi, kanker menyebar. Itu tak benar," ujar Ahli onkologi sekaligus konsultan dari The Cancer Center, Singapore Medical Group (SMG), Dr Wong Seng Weng di Jakarta, Rabu.

Menurut Weng, kanker menyebar karena mempunyai kemampuan menyebar seiring waktu. Selain itu, risiko penyebaran semakin besar terjadi kala pasien terlambat menjalani perawatan.

"Kanker menyebar seiring waktu, dia memiliki kemampuan menyebar. Selain itu pasien terlambat menjalani perawatan dan kemampuan sel kanker bersembunyi," kata dia.

Biopsi merupakan prosedur mengambil jaringan atau sampel sel dari tubuh untuk menegakkan diagnosis suatu penyakit. Dengan kata lain, melalui biopsi, ahli kesehatan bisa mengetahui kondisi jaringan sel mengalami ganguan atau tidak.

Prosedur ini paling sering digunakan untuk mendeteksi kanker, walau memang bisa juga untuk mengindentifikasi kondisi-kondisi lainnya.

Sejumlah kondisi yang biasanya mengharuskan biopsi misalnya pemeriksaan mamogram yang menunjukkan benjolan di bagian payudara dan dicurigai kanker atau tahi lalat pada kulit, berubah bentuk.

Kanker menjadi masalah kesehatan di Indonesia yang bahkan diprediksi World Health Organization (WHO), pada tahun 2030 akan meningkat tujuh kali lipat jumlah pasien kanker di Indonesia.

Data yang didapatkan dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa pada tahun 2012, jumlah angka kematian akibat kanker telah mencapai 8 juta.

Kanker paru-paru, hati, usus, kolorektal, payudara dan serviks merupakan penyebab kematian terbesar setiap tahun di Indonesia, dimana prevalensi kanker pada tahun 2013 mencapai 0,14 persen (yaitu 347.792 orang) dari total populasi.


Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018