Bagdad (ANTARA News) - Wartawan Irak Hamed Sarhan (57 tahun) dibunuh kelompok bersenjata di Bagdad selatan, kata ketua sindikat pers Irak Shehab Tamimi hari Rabu. Sarhan ditembak mati Selasa siang dalam perjalanan pulang, kata Tamimi. Sarhan lebih dari 30 tahun bekerja untuk banyak koran, majalah daerah dan juga untuk kantor berita Irak. Ia meninggalkan satu janda dan lima anak. Menurut angka sindikat pers Irak, sekitar 230 wartawan Irak tewas sejak serbuan Amerika Serikat atas Irak pada 2003. Perserikatan Bangsa-Bangsa pekan lalu melalui badan pengurus masalah kebebasan pers di dunia, UNESCO, mengutuk pembunuhan wartawati Irak Sahar Hussein Ali Haydari. Sahar Hussein Ali Haydari tewas dibunuh oleh sejumlah orang bersenjata di Mosul, Irak, awal Juni. Sahar adalah wartawati kantor berita nasional mandiri Irak, NINA. Ia juga pengajar bidang kajian jurnalistik di beberapa lembaga, termasuk di Lembaga Pelaporan Perang dan Damai di London. Mayat wartawan senior Irak, yang diculik pekan kedua Juni di Bagdad, ditemukan, kata suratkabar tempatnya bekerja. Filaih Wadi Mijthab, redaktur pelaksana suratkabar harian pemerintah "Al-Sabah", diculik ketika berkendaraan di Bagdad timur. Mayatnya ditemukan di samping masjid di dekat kota Sadr, kawasan kumuh Syiah di Bagdad timurlaut, dan ia tampak dibunuh dua hari sebelumnya, kata pegawai suratkabar itu. Media terus menjadi sasaran dalam pertikaian mematikan aliran di Irak, membuat negara itu menjadi tempat paling berbahaya di dunia bagi wartawan, demikian DPA.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007