Untuk navigasi alur dan desain bisnis menuju perubahan digital, penasihat senior dalam komite roadmap ecommerce Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Hadi Kuncoro, mengatakan UKM perlu memperhatikan lima hal.
"Banyak platform ecommerce saat ini yang telah mencoba membuka market bagi UKM, tapi belum menyelesaikan poin isu lainnya. Ini waktunya untuk membantu UKM," kata dia dalam acara InternetRetailing Expo Indonesia 2018 di Jakarta, Rabu.
Lima poin yang dimaksud Hadi adalah pendanaan, pengetahuan bisnis, pemenuhan administrasi, teknologi dan jaringan.
Menurut Hadi, ketika UKM telah mendapat tempat di pasar, tantangan selanjutnya adalah memperluas dan memperbanyak jumlah produksi.
Hal senada disampaikan CEO Blibli.com Kusumo Martanto yang menekankan perlunya edukasi bagi UKM, yang memulai bisnis di platform online, untuk mengerti pemasaran digital.
"Bagi banyak orang berjualan online itu mudah, tinggal taruh barang, dan pasti ada yang beli. Ini perspektif yang salah. Berjualan online itu sama seperti offline," ujar Kusumo.
Dia mengatakan UKM yang beralih ke offline juga harus berusaha meyakinkan pelanggan dengan menghadirkan pengalaman fisik secara digital. Misalnya, foto yang bagus dan diskripsi yang dapat menggambarkan barang dengan jelas.
"Banyak UKM yang punya produk bagus tapi kadang mereka tidak memperhatikan packaging-nya. Mereka juga tidak mau mengeluarkan uang lebih untuk itu," kata Kusumo.
Meski demikian, CEO Zalora Indonesia, Anthony Fung, mengatakan bahwa saat ini merupakan waktu yang tepat bagi UKM untuk merambah bisnis online.
"Sekarang sudah banyak toko retail modern (online) sebagai channel platform baru bagi UKM. Bahkan, saat ini sosial media juga memungkinkan UKM untuk berjualan secara online," ujar Anthony.
"Jika semua stakeholder bekerja sama, pergerakan ini akan tetap berlangsung hingga 5 sampai 10 tahun mendatang," tambah dia.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018