Jakarta (ANTARA News) - Menkominfo Muhammad Nuh meminta seluruh penyelenggara jasa informasi telekomunikasi dan informasi (ICT) tidak hanya mementingkan bisnis dan industri semata tetapi juga memperhatikan aspek pendidikan. Hal itu diungkapkan Menkominfo di sela pembukaan Indonesia Cellular Show (ICS) ke-4, dan Festival Komputer Indonesia ke-9, di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu. Muhammad Nuh menjelaskan, saat ini para penyelenggara ICT khususnya di sektor telekomunikasi cenderung bersaing pada layanan "a-z", namun seringkali tidak memperhatikan dampaknya terhadap dunia pendidikan. "Boleh bersaing seiring perkembangan teknologi dan industri namun ada hal-hal yang harus juga diperhatikan apakah ada dampak positifnya bagi dunia pendidikan. Ini yang harus diperhatikan para `stakeholder` atau pemangku kepentingan di industri ICT," tegasnya. Ia menjelaskan, setiap tahun biaya belanja penyelenggaraan ICT di tanah air terus meningkat. Pada jasa telepon saja, belanja barang modal (capex)) mencapai sekitar Rp50 triliun. "Pengusaha bisa memanfaatkan kesempatan dari besarnya anggaran industri ICT tersebut, namun pemerintah meyakini agar anggaran itu bisa menyentuh masyarakat di daerah terpencil sekalipun," ujarnya. Ditegaskannya, tidak mungkin tidak ada kompetisi, tapi diminta agar bahwa layanan tidak hanya digelar di daerah perkotaan untuk maksud meraih ketuntungan besarnya saja, tetapi perlu kolaborasi antar penyelenggara membangun infrastruktur di daerah terpencil. Ia mencontohkan, dalam layanan seluler sudah saatnya dipikirkan perlunya menara bersama di antara operator, sehingga dapat mempercepat tingkat teledensitas telekomunikasi di tanah air. "Sering disampaikan bahwa teledensitas salah satu indikator kemajuan suatu banga sebagai dasar kemajuan teknologi informasi. Untuk itu pemerintah memfokuskan perunya "Information accessablibilty" (akses informasi) itu dapat terselenggar dengan baik," tegasnya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007