Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia menyambut baik pembebasan 250 tahanan Palestina dari partai Fatah kubu Presiden Mahmud Abbas. "Tetapi pembebasan 250 orang Palestina tersebut hanya sebagian kecil dari seluruh masalah besar Palestina dan Israel," kata Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda di Jakarta, Rabu. Menurut dia, pemerintah amat menghargai seruan dari pertemuan Sharm el-Sheikh, khususnya ketua pertemuan Hosni Mubarak dari Mesir yang menggarisbawahi tentang perlunya dilanjutkan upaya membangun dialog internal antara kelompok-kelompok di Palestina. "Itu adalah hal sama yang kita anjurkan, karena kita tahu di lapangan terdapat seruan untuk tidak lagi mengadakan dialog," ucap dia. Ucapan penolakan dialog dan rekonsiliasi, ujarnya, mungkin dalam jangka panjang tidak akan berdampak positif terhadap proses perdamaian di Timur Tengah. "Hanya dengan Palestina yang bersatu yaitu adanya persatuan antar kelompok khususnya Fatah dan Hamas yang memungkinkan perjuangan Palestina yang tidak mudah itu, dapat dilakukan dengan baik," katanya. Menurut Menlu, terdapat kecocokan antara Indonesia dengan seruan dalam pertemuan itu, tentang perlunya kesatuan wilayah Palestina yang tidak terpecah belah. "Saya kira dunia Arab juga memiliki kehati-hatian untuk tidak terlalu jauh ikut dalam percecokan keluarga, sehingga dalam pertemuan Sharm el-Sheik tersebut hanya diundang negara-negara dalam jumlah terbatas," katanya. "Memang tidak mudah menghadapi saudara kita sendiri yang berkelahi tetapi sebenarnya ingin kita bantu. Pasti ada kecanggungan di situ," katanya. Mengenai pendapat untuk tidak mengikutsertakan Hamas dalam proses pemilihan umum, ia mengatakan hal itu merupakan sebuah langkah yang mendorong ke arah pengkotakan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007