Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menargetkan penempatan transmigran 18.200 kepala keluarga (KK) atau sekira 70 ribu orang pada tahun ini, sebagai bagian upaya menanggulangi kemiskinan dan pengangguran yang terus bertambah.Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Erman Suparno di Jakarta, Rabu, menyatakan bahwa untuk mendukung pembangunan dan ekonomi di kawasan transmigrasi, pemerintah akan membangun kawasan Kota Terpadu Mandiri (KTM) di tempat transmigrasi. Pada tahap awal, kata Menakertrans, departemennya telah menganggarkan sekira Rp30 miliar untuk pembangunan KTM di delapan kawasan yang terletak di Pulau Rupat (Riau), Mesuji (Lampung), Kaliorang (Kalimantan Timur), Rantau Pulung (Kalimantan Timur), Mandastana (Kalimantan Selatan), Rasau Jaya (Kalimantan Barat), Terentang (Kalimantan Barat), dan Pulau Morotai (Maluku Utara). Menakertrans memperkirakan, semua kawasan KTM itu akan menjadi pusat pertumbuhan baru dalam waktu sekitar 15 tahun. Erman memaparkan, kawasan itu akan dilengkapi dengan beragam fasilitas publik antara lain puskesmas, pasar, atau pusat perbelanjaan, dan berbagai kantor lembaga pemerintahan. "Dalam menentukan lahan yang akan dikembangkan KTM, kami telah memiliki persyaratan 4L, yaitu layak huni, layak usaha, layak berkembang, dan layak lingkungan," katanya. Ia juga mengatakan, para calon transmigran akan mendapatkan pelatihan dan pendidikan yang sesuai dengan profesi yang akan dilakoninya di tempat transmigrasi. Dalam kata sambutannya dalam seminar tersebut, Menakertrans mengemukakan bahwa transmigrasi adalah salah satu solusi yang tepat dan memadai dalam mengatasi kemiskinan dan pengangguran di Indonesia yang merupakan negara yang terdiri atas lebih dari 17 ribu pulau. "Saat banjir besar kemarin (Februari 2007-red), saya keliling di perkampungan di bantaran kali Ciliwung sekaligus mempromosikan program transmigrasi. Saat itu, ada orang yang memprotes dan bersikeras ingin tetap tinggal di Ciliwung," katanya. Erman mengaku tidak melarangnya tetapi mengajak dia untuk berpikir tidak untuk hari ini atau esok hari tetapi lebih baik juga memikirkan secara jauh ke depan khususnya berkaitan dengan nasib keturunan atau anak cucu mereka. Ia menuturkan, transmigrasi kini juga memiliki paradigma baru yang tidak hanya berkaitan dengan demografi tetapi lebih kepada mendukung ketahanan pangan, ketahanan nasional, meratanya pertumbuhan ekonomi, dan menanggulangi kemiskinan.(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007