"Saya harap bisa menjamin bahwa hal positif untuk memerangi yang negatif, tapi, saya tidak bisa," kata Manajer Produk Facebook, Samidh Chakrabarti, dalam sebuah tulisan dikutip dari Reuters.
Chakrabarti menyatakan penyesalan Facebook mengenai Pilpres 2016, agen dari Rusia membuat 80 ribu kiriman yang menjangkau 126 juta pengguna dalam dua tahun.
Facebook, kata dia, seharusnya berbuat lebih baik. Mereka berusaha memperbaikinya dengan menon-aktif-kan akun yang dicurigai, menampilkan iklan Pemilu ke pengguna dan meminta mereka yang memuat iklan Pemilu untuk mengonfirmasi identitas mereka.
Facebook menurut Chakrabarti berkontribusi dalam demokrasi seperti meminta rakyat Amerika untuk memberikan suara.
Seorang profesor hukum dari Universitas Harvard, Cass Sunstein, yang juga konsultan Facebook dan pernah bekerja untuk administrasi di zaman Presiden Barack Obama, dalam tulisan di blog mengatakan media sosial adalah hal yang terus berjalan dan perusahaan perlu sejalan dengan perubahan untuk perbaikan.
Facebook, jaringan media sosial terbesar dengan leih dari 2 milyar pengguna, menjadi tempat penyebaran berita yang menyesatkan saat kampanye Pilpres AS pada 2016 lalu.
Rusia dituding mempengaruhi pemilihan di AS, Inggris dan Prancis, tuduhan yang dibantah oleh Moskow.
Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018