Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (AMKI) berusaha menangkal radikalisme di kampus dengan memberikan pengetahuan kepada mahasiswa dan memberikan penjelasan kepada semua pihak mengenai akar masalah radikalisme.
"Selama ini kami tidak merasa radikalisme tumbuh dari masjid kampus, kalau pun ada ya satu atau dua, tidak bisa digeneralisir. Kita coba perbaiki, menjelaskan kepada semua pihak mengenai duduk permasalahannya," kata Ketua AMKI Hermawan Kresno Dipojono usai menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Senin.
Hermawan mengaku mengupayakan diskusi dengan berbagai pihak guna menangkal persepsi negatif terhadap tumbuhnya paham radikalisme di kalangan akademisi.
"Kami bersama-sama dengan lembaga yang concern dengan pendidikan, seperti Kemenristekdikti, PBNU, PP Muhammadiyah untuk memikul tanggung jawab yang sama," kata Hermawan.
Dalam pertemuan dengan Wapres Jusuf Kalla, Hermawan juga menyampaikan hasil kongres AMKI di Semarang yang telah mendapatkan pengurus baru.
AMKI adalah organisasi keagamaan di bawah naungan Dewan Masjid Indonesia (DMI) di mana Wapres Jusuf Kalla menjadi ketua umumnya.
"AMKI berdiri sejak 2004, visi kami ingin menjadikan masjid kampus sebagai institusi yang berperan serta membina karakter calon pemimin bangsa. Anggota AMKI adalah pengurus masjid yang berprofesi sebagai dosen di perguruan tinggi negeri dan swasta," pungkas Hernawan.
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018