Kairo (ANTARA News) - Pencarian selama berabad-abad atas mumi Ratu Hatshepsut, firaun wanita paling populer Mesir, boleh jadi telah berakhir.
Menurut Discovery Channel yang berbasis di AS, petinggi urusan barang antik Mesir, Zahi Hawass, akan mengumumkan pada jumpa pers di Kairo, Rabu, "penemuan terpenting di Lembah Raja-raja Mesir sejak penemuan Tutankhamun" pada 1922.
Dewan diskusi Egiptologi telah meributkan berita bahwa salah penemuan paling penting dalam sejarah Mesir kemungkinan akan diumumkan dalam waktu dekat.
Gigi yang patah merupakan petunjuk terbaru yang memicu para arkeolog untuk mengeksplorasi kemungkinan mereka betul-betul telah menemukan Hatshepsut.
Pada 1903, arkeolog Howard Carter, yang menjadi terkenal berkat penemuan Tutankhamun yang dicapainya, telah mendapatkan dua sarkofagus dalam makam yang dikenal sebagai KV60 di nekropolis Theban, Lembah Raja-raja di Luxor.
Satu peti mati dari batu itu tampaknya berisi mumi inang Hatshepsut, Sitre-In, dan yang satunya lagi berisi wanita tak dikenal.
Menurut saluran itu, kotak yang berisi gigi bertulisan nama firaun wanita itu dan pemindaian atas kotak tersebut menemukan bahwa gigi ini "sesuai dengan patahan gigi geraham yang hilang di mulut mumi itu."
Konfirmasi Hawass
Hawass, Sekjen Dewan Antik Tertinggi Mesir, menolak memberikan tanggapan saat dibubungi AFP. Namun demikian, Hawass, sebagaimana dikutip Discovery, membenarkan temuan ini.
"Penemuan mumi Hatshepsut merupakan salah satu temuan terpenting dalam sejarah Mesir," kata saluran itu, mengutip Hawass.
Ahli Mesir kuno Amerika, Elizabeth Thomas, adalah orang pertama pada beberapa tahun silam yang berpendapat mumi kedua dalam makam itu adalah Hatshepsut, karena tangannya diletakkan di dada, posisi wajib untuk keluarga raja.
Sebuah tim arkeolog kini akan melakukan pengujian DNA pada mumi berusia 3.000 tahun itu untuk menegaskan identitasnya. (*)
Copyright © ANTARA 2007