Parit Malintang (ANTARA News) - Jenazah Hengki Pasko, warga negara Indonesia (WNI) asal Nagari (Desa) Kuranji Hulu, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, yang ditembak oleh Polisi Diraja Malaysia pada 14 Januari 2018 telah dimakamkan.
"Dia dimakamkan di Duku Paik, Kuranji Hulu Padang Pariaman sekitar pukul 00.00 WIB tadi malam," kata paman Hengki, Oyon di Sungai Geringging, Senin.
Ia mengatakan Hengki selama ini bekerja sebagai buruh dan berpindah-pindah di antaranya di Jakarta dan Batam.
Terakhir, katanya, Hengki tinggal di Batam dan pergi melancong ke Malaysia untuk bekerja, namun ia mengaku terkejut ketika mendengar kabar yang menimpa Hengki.
"Ternyata dia sudah menjadi buronan Polisi Diraja Malaysia dan kepulangan jenazahnya diurus oleh sang istri," katanya.
Kepulangan jenazah itu melalui salah satu agen tenaga kerja Indonesia yang ada di Malaysia dan tiba di Jakarta pada Minggu pukul 15.00 WIB. Selanjutnya tiba di Bandara Internasional Minangkabau, Padang Pariaman pada pukul 22.00 WIB.
Ia mengemukakan berita yang menimpa Hengki awalnya membuat warga Bukittinggi geger karena Surat Izin Mengemudi milik Hengki dikeluarkan polisi resor kota itu.
Ia berharap hal ini menjadi pelajaran bagi pelancong Indonesia agar berbuat baik di negeri orang dan lebih selektif mencari kerja.
Sementara itu, Kapolsek Sungai Geringging, Iptu Dasrul mengatakan pihaknya tidak begitu mengetahui kronologis penembakan terhadap Hengki.
"Saya hanya mengetahui kalau dia telah meninggal dan dimakamkan di Nagari Kuranji Hulu," tambahnya.
Sebelumnya seorang warga negara Indonesia (WNI) ditembak kepolisian Malaysia, karena diyakini terlibat dalam kasus perampokan. WNI tersebut ditembak bersama dua orang warga lokal pada Minggu 14 Januari.
"Korban dipercayai terlibat dalam delapan kasus perampokan yaitu dua kasus di Kuala Lumpur, dua di Johor dan empat di Selangor," ujar Kepala Polisi Daerah Alor Gajah, A. Asmadi Abdul Aziz, kepada Bernama, yang dikutip Antara.
"Pada pukul 12:54 siang hari sebuah mobil patroli khusus Polis Diraja Malaysia (PDRM) Bukit Aman sedang melakukan patroli pencegahan kriminalitas di daerah itu. Kemudian mereka menemukan sebuah mobil Mercedes-Benz E502 yang gerak-geriknya mencurigakan. Polisi pun meminta mobil tersebut berhenti," imbuhnya.
Ketika polisi meminta mereka untuk berhenti, salah satu dari korban melepaskan tembakan ke arah polisi. Sebagai upaya membela diri, polisi melepaskan tembakan ke arah terduga pelaku kejahatan itu dan ketiganya tewas di tempat.
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018