Kuala Lumpur (ANTARA News) - Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Rina Oktaviani MSi, meninggal dunia di Beacon Hospital, Petaling Jaya, Kuala Lumpur, Minggu (21/1), setelah menjalani perawatan kanker.

"Ya beliau meninggal kemarin pagi pukul 09.27 waktu setempat," ujar Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur yang juga alumni IPB, Prof Dr Ari Purbayanto ketika dihubungi di Kuala Lumpur, Senin.

Ari menceritakan saat Prof Dr Rina Oktaviani MSi masuk rumah sakit, berpesan agar tidak ditengok. Namun karena kondisinya sudah kritis dirinya, pada Sabtu, menghubungi alumni IPB di Kuala Lumpur.

Sementara itu rombongan asesor Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Komputer alumni IPB yang sedang melakukan uji sertifikasi komputer untuk TKI di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) juga sempat menengoknya.

"Kami bezuk pada Jumat malam (19/1) dan Sabtu malam (20/1). Pada hari saat beliau meninggal belum sempat membezuk," ujar asesor LSP Komputer, Nursamsi, yang juga pendiri Jasa Indonesia Kompeten (JIK) tersebut.

Nursamsi yang juga alumni IPB angkatan 22 menengok Prof Dr Rina Oktaviani MSi bersama teman-temannya alumni IPB lainnya yakni Iwan Kustiawan, Syamsul Huda, Riezda dan Neni.

"Kami alumni IPB angkatan 22. Kalau almarhum angkatan 20," katanya.

Nursamsi mengatakan dirinya mendapatkan informasi meninggalnya almarhum dari adik iparnya yang juga alumni IPB, Iis Syarifah, yang juga angkatan 22.

"Menurut penuturan Iis Syarifah almarhum menjalani perawatan di Beacon Hospital selama 11 hari. Beliau masuk rumah sakit mulai Selasa, 9 Januari 2018," katanya.

Rina Oktaviani merupakan lulusan sarjana dan pasca sarjana IPB pada 1987 dan 1990 di bidanhg agribisnis. Beliau menamatkan studi S3 di Universitas Sydney pada 2001 dengan fokus studi pada "International Trade and Economic Policy Analysis".

Pada berbagai kesempatan Rina menyampaikan selama 50 tahun berdiri IPB belum pernah memiliki rektor dan pembantu rektor perempuan.

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018