Trenggalek (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur ini belum berani mengoperasikan alat berat untuk menyingkirkan material longsor di jalur Kampak-Munjungan karena kondisi tanah yang diperkirakan masih labil.
"Kami belum berani menurunkan alat berat, sampai beberapa hari ke depan untuk memastikan kondisinya seperti apa," kata Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak saat meninjau kondisi tanah yang longsor di Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kampak, Minggu.
Menurut Emil, luasnya area tebing yang ambrol sehingga menutup badan jalan antarkecamatan di Desa Ngadimulyo tersebut membuat proses normalisasi diperkirakan berjalan lama.
Dia masih akan mengirimkan tim ahli geologi untuk memeriksa kondisi rekahan dan membuat peta longsoran guna menganalisa sekaligus mengantisipasi risiko terjadinya pergerakan tanah susulan saat dilakukan upaya normalisasi.
Selain itu, Pemkab Trenggalek juga akan menurunkan drone, untuk mengambil gambar secara detail kondisi longsor ini.
"Kami akan memetakan apa yang disebut potensi mahkota longsor. Dari situ akan diketahui apakah masih ada material longsor yang masih tersisa, atau sudah turun semua," kata Emil.
Menurut Emil, harus dipastikan lebih dulu material longsor sudah dalam keadaan stabil, sebelum menyingkirkan material longsor.
Dia mengatakan, butuh beberapa hari ke depan untuk memastikan keadaan, apakah sudah stabil atau masih berbahaya.
Longsor di Desa Ngadimulyo yang memutus jalur Kampak-Munjungan diperkirakan terjadi pada Minggu dini hari, antara pukul 03.00 WIB hingga 04.00 WIB.
Runtuhnya tebing ini diketahui oleh jajaran Polsek Munjungan yang melakukan patroli hingga perbatasan Kampak di Desa Ngadimulyo, sekitar pukul 04.00 WIB.
Tebing setinggi 150 meter longsor dan menutup akses antarq kecamatan Kampak dan Munjungan.
Panjang material longsor yang menutup jalan lebih dari 200 meter.
Lebar material longsor lebih dari 60 meter, dengan ketebalan lebih dari lima meter.
Pusdalops BPBD Trenggalek menginformasikan, hingga seminggu ke depan akses jalur utama Kampak-Munjungan akan terus diupayakan untuk dibuka.
Namun hari ini meski alat berat sudah di lokasi, upaya pembukaan jalur dihentikan sementara karena mempertimbangkan ketebalan dan panjangnya longsoran serta kondisi tanah masih sangat labil.
Langkah penyingkiran material longsor (normalisasi) baru dilakukan setelah tim geologi UGM melakukan analisa dan evaluasi lapangan, terutama di area sekitar tebing yang mengalami longsor/pergerakan tanah.
Masyarakat diimbau untuk tidak mendekat ke lokasi longsor, karena pergerakan tanah masih terus terjadi.
Sementara bagi pengguna jalan, baik yang menuju Munjungan ataupun arah sebaliknya, disarankan menggunakan jalur alternatif (via Dongko-Salamwates/Panggul).
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018