Manado (ANTARA News) - Investor Jerman berniat bangun industri rumput laut di Indonesia untuk pengolahan berbagai produk berkualitas tinggi seperti pasta gigi, balsem dan anggur. Investor tersebut akan bergerak dalam pembudidayaan rumput laut terutama jenis laminaria sekaligus membangun industri, kata Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut, Prof Dr Ir Rizald Rompas, di Manado, Rabu. Rencana investasi pengusaha Jerman tersebut saat ini sedang menuju pada nota kesepahaman (MoU), dan mereka masih akan melakukan survei sebelum memutuskan untuk menanamkan modal di Indonesia. "Sebelumnya investor Jerman tersebut sudah melakukan presentasi di Indonesia, diharapkan kerjasama tersebut dapat dilanjutkan ke tahapan yang diinginkan baik pemerintah Indonesia maupun Jerman," kata Rizald. Mengenai lokasinya, Rizald mengatakan tergantung pada hasil tim survei investor tersebut. "Kawasan Timur Indonesia (KTI) merupakan salah satu daerah potensial, sebab produksi rumput laut di kawasan ini cukup baik." Selain Jerman investor lainnya yang tertarik pada pengembangan potensi perikanan laut adalah Jepang, tetapi mereka lebih membidik pengolahan garam dari laut dalam terutama di KTI. "Berdasarkan survei yang dilakukan tim ahli investor Jepang tersebut, garam di kedalaman di atas 300 meter dan bebas dari pencemaran lingkungan menghasilkan garam berkualitas paling baik di dunia," kata Rompas. Daerah Papua sudah disurvei dan ternyata merupakan salah satu lokasi paling baik, hanya saja investor minta kawasan yang nantinya jadi sumber bahan baku industri garam tersebut, tidak boleh jadi lalu lintas kapal, guna mencegah pencemaran. Sedangkan daerah lainnya seperti Sulawesi Utara, belum disurvei tetapi sangat berpotensi untuk dikembangkan. Investor garam tersebut selanjutnya akan mengolah air laut yang sudah diambil garamnya, menjadi air mineral guna memenuhi kebutuhan baik pasar lokal maupun luar negeri.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007