Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Rabu pagi, merosot tajam menembus level Rp9.112/9.115 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.039/9.075 atau melemah 73 poin. "Tekanan pasar yang semakin kuat mendorong rupiah terpuruk hingga menembus level Rp9.100 per dolar AS," kata analis Valas PT Bank Saudara, Ruri Nova, di Jakarta. Ia mengatakan tekanan pasar makin besar terhadap rupiah akibat aksi beli dolar AS yang cukup besar oleh perusahaan seperti PLN dan Pertamina. Perusahaan pemerintah itu diperkirakan membutuhkan dolar AS dalam jumlah besar untuk membayar utangnya yang jatuh tempo, ucapnya. Rupiah, lanjutnya, juga tertekan oleh faktor eksternal seperti melemahnya pasar saham regional akibat melemahnya bursa Wall Street karena khawatir mengenai pasar AS yang merupakan tujuan utama ekspor negara-negara Asia. Problem pasar AS itu mengakibatkan kepercayaan investor berkurang, katanya. Menurut dia, rupiah sebenarnya masih mendapat dukungan dari membaiknya yen, namun pelaku lokal cenderung mengindahkan sentimen tersebut. Para pelaku lebih cenderung membeli dolar AS menjelang bank sentral AS (The Fed) akan menaikkan tingkat suku bunganya untuk mencegah inflasi yang cenderung menguat, ujarnya. Yen terhadap dolar AS naik menjadi 122,91 atau 0,23 persen dibanding hari sebelumnya dan euro terhadap yen turun 0,27 persen jadi 165,32. Menurut dia, para pelaku pasar juga menunggu pernyataan Menkeu Jepang pada pertemuan negara-negara industri maju (G7) mengenai kekhawatirannya atas merosot yen beberapa waktu lalu. "Kami memperkirakan dengan kenaikan yen yang berlanjut, akan memberikan sentimen positif pasar terhadap pasar uang domestik khususnya rupiah," ucapnya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007