Baghdad (ANTARA News) - Pasukan Amerika Serikat, Selasa, mencabut pengepungan lima hari atas kawasan Azamiya di Bagdad utara, yang diberlakukan sesudah serangan atas tentara Amerika Serikat dan Irak di sana pekan lalu, kata kantor berita mandiri Suara Irak (VOI). Tentara menyingkirkan perintang dari jalan masuk dan keluar lingkungan itu dan membolehkan penduduk pergi bekerja. Pengepungan itu dilakukan sesudah pemboman hari Kamis atas kendaraan Amerika Serikat dan serangan terhadap pos pemeriksaan tentara Irak. Satu saksi mengatakan kepada VOI bahwa teknisi dan karyawan mulai memperbaiki pipa air, yang rusak akibat pemboman dan bentrok pekan lalu itu, dan listrik sudah dipulihkan di wilayah tersebut. Pasukan Amerika Serikat meminta penduduk Azamiya lewat pengeras suara untuk melaporkan kelompok bersenjata di daerajh itu dan hanya pejalan kaki dibolehkan keluar atau masuk, tambah kantor berita tersebut. Sementara itu, satu tentara Amerika Serikat tewas dan tiga lagi cedera hari Senin akibat bom jalanan meledak di dekat kendaraan mereka dalam gerakan tempur di Bagdad timur, kata tentara Amerika Serikat pada Senin malam. Tiga kontraktor keamanan asing tewas sesduah iringan keamanan swasta diserang di selatan Basra, Irak selatan, kata sumber keamanan Irak. Rincian serangan itu, yang terjadi di dekat kota Sunni, Zubair, sekitar 15 kilometer baratdaya Basra, masih simpang-siur. Sumber keamanan itu, yang tidak bersedia disebutkan namanya, menyatakan iringan tersebut diserang kelompok bersenjata dan sedikit-dikitnya dua kendaraan roda empat dihancurkan. Serangan itu melibatkan sedikit-dikitnya satu bom jalanan dan laporan belum terpastikan menyebutkan serangan itu dilakukan pejuang Sunni. Gerilyawan kuat di Basra, Tentara Mahdi pimpinan ulama anti-Amerika Moqtada Sadr, seringkali menyerang pasukan Inggris. Mayor David Gell, jurubicara tentara Inggris di Basra, memastikan satu kejadian melibatkan iringan keamanan swasta, namun tidak merinci. Kedutaanbesar Inggris juga memastikan kejadian itu, tapi menyatakan tidak memiliki keterangan mengenai kewarganegaraan yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Nama perusahaan keamanan itu belum diketahui, namun perusahaan semacam itu, yang beroperasi di Irak, biasanya tidak membeberkan rincian mengenai serangan terhadap pegawai mereka. Ribuan kontraktor keamanan swasta dipekerjakan di Irak untuk mengawal diplomat, pejabat pemerintah, iringan dan sarana di berbagai penjuru negara terkoyak perang tersebut. Tentara Amerika Serikat hari Minggu mengumumkan kematian tiga lagi prajuritnya di Irak, sehingga jumlah korban jiwa di pihak negara adidaya itu menjadi 71 selama bulan Juni. Seorang prajurit tewas akibat peluru senjata ringan ketika rombongan rondanya diserang di Bagdad selatan dan seorang lagi tewas dalam gerakan tempur di baratlaut ibukata negeri itu, Bagdad. Kedua serangan tersebut terjadi Sabtu. Prajurit ketiga Amerika Serikat tewas pada hari sama dalam "kejadian tak berkaitan dengan pertempuran", demikian antara lain isi pernyataan tentara Amerika Serikat. Kematian itu membuat jumlah korban jiwa tentara Amerika Serikat sejak serbuan Maret 2003 pimpinan negara adidaya itu untuk menggulingkan Presiden Saddam Hussein, menurut hitungan kantor berita Prancis AFP berdasarkan atas angka Pentagon, menjadi 3.548 orang. (*)
Copyright © ANTARA 2007