Jakarta (ANTARA News) - Bank Pembangunan Asia (ADB) akan menjadi tuan rumah simposium internasional "Asia is Moving Forward: Ten Years After the Crisis", pada 2 Juli mendatang, demikian dikutip dari situs resmi ADB, Selasa.
Pasca krisis keuangan Asia yang dimulai pada 2 Juli 1997 di Thailand, ADB melihat Asia telah kembali muncul sebagai salah satu kawasan dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia.
Para pembuat kebijakan di negara-negara yang menjadi korban krisis, seperti Malaysia, Indonesia, Filipina, dan Korea Selatan, berhasil bangkit dan mengubah krisis menjadi sebuah kesempatan mewujudkan reformasi ekonomi dan membangkitkan dinamisme ekonomi di kawasan Asia.
Sebelumnya, banyak yang memprediksikan Asia butuh waktu yang lama untuk pulih. "Asia telah menjalani berbagai reformasi keuangan yang substantif dalam 10 tahun terakhir. Namun kita harus tetap waspada terhadap goncangan global di masa mendatang. Negara-negara Asia harus bekerja sama untuk mencegah krisis masa depan dengan sebuah visi kawasan yang lebih terintegrasi dan lebih makmur," kata Jong-Wha Lee, Kepala Kantor Integrasi Ekonomi Regional.
Simposium itu akan fokus pada transformasi Indonesia dalam 10 tahun terakhir, pola pembangunan ke depan dan bagaimana regionalisme akan membentuk arsitektur kawasan Asia.
Isu yang akan dibahas, antara lain tren nilai tukar, manajemen devisa internasional, dan visi integrasi moneter dan finansial di Asia.
Beberapa pembicara kunci dalam simposium antara lain, Menkeu Thailand Chalongphob Sussangkarn, Gubernur Bank Negara Malaysia Zeti Akhtar Aziz, mantan Menko Perekonomian Indonesia Dorodjatun Kuntjoro Jakti, dan mantan Menkeu Filipina Roberto de Ocampo. (*)
Copyright © ANTARA 2007