Baghdad (ANTARA News) - Pasukan Irak, Selasa, menggerebek rumah seorang menteri dari Sunni dan menahan puluhan pengawalnya, menyusul pengadilan yang mengeluarkan surat perintah penahanan dengan tuduhan teroris, kata sumber-sumber di kalangan politik. Tentara menggerebek rumah Asaad Kamal al-Hashemi, menteri kebudayaan pada pemerintahan Irak yang didominasi Syiah. Tentara juga menangkap 42 pengawalnya, ungkap satu pernyataan dari partai asal Hashemi yaitu Partai Konferensi Umum Rakyat Irak. "Mereka menangkap 42 pengawal Hashemi dan menyebut dia menghasut terjadinya kekerasan terhadap anak-anak Mithal Alussi ketika Hashemi masih sebagai ulama," kata sumber tersebut. Mithal Alussi adalah seorang anggota parlemen dari Sunni. Alussi, seorang anggota parlemen non-partai, mengatakan bahwa pengadilan Irak sudah mengeluarkan surat perintah terhadap Hashemi atas "aktivitas teroris"-nya, antara lain saat membunuh dua anak lelaki Alussi pada Februari 2005. Alussi dan anak-anak lelakinya dihadang oleh orang bersenjata api di suatu pemukiman di barat Baghdad. Dia berhasil kabur tanpa cedera tetapi anak-anak lelakinya tewas. Dua pelaku kemudian berhasil ditangkap, dan menurut Alussi, mereka mengakui melancarkan penyergapan atas perintah Hashemi. "Mereka mengaku bahwa mereka membunuh anak-anak lelaki saya sesudah mendapat perintah dari mantan ulama yang sekarang menjadi menteri kebudayaan, Hashemi," kata Alussi kepada AFP. "Dia sekarang kabur dan bersembunyi di salah satu rumah seorang pejabat Irak di Zona Hijau." Surat perintah penahanan itu dikeluarkan oleh pengadilan khusus untuk kegiatan teroris, tambah dia. Partai Hashemi menuduh pemerintah persatuan nasional yang dipimpin Perdana Menteri Nuri al-Maliki melakukan "tekanan terhadap para pemimpin Sunni maupun para pejabat Sunni." "Konferensi Umum Rakyat Irak memperingatkan pemerintah agar tidak bermain api," kata kelompok itu dalam pernyataan mereka. Partai itu juga mengancam akan membeberkan para menteri dan petinggi yang diduga menyerang kaum Sunni. "Kami mempunyai bukti otentik untuk mendukung pernyataan kami yaitu para menteri, para anggota parlemen dan pejabat lainnya, terlibat pembunuhan, penculikan dan menggusur kaum Sunnis," katanya. Alussi, awalnya adalah anggota partai pimpinan Ahmed Chalabi, tokoh yang disukai Pentagon, namun Allusi dikeluarkan kemudian setelah mengunjungi Israel. Dia kemudian membentuk partai sendiri dan meraih satu kursi dari 275 kursi di parlemen Irak.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007