“Kimia, tekstil kita targetkan 4,5 persen. Kimia dan farmasi ini banyak tantangannya, tapi ya bisa tumbuh 7-8 persen, paling besar kontribusinya,” kata Dirjen IKTA Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono yang dihubungi di Jakarta, Jumat.
Sementara itu, lanjut Sigit, sektor tekstil ditargetkan tumbuh sekitar 3 persen.
Menurut tren, industri petrokimian dan kosmetika biasanya tumbuh hingga 9 persen per tahun.
Tahun ini, Kemenperin menargetkan nilai investasi di sektor IKTA akan mencapai Rp117 triliun atau naik dari realisasi tahun 2017 yang diperkirakan menembus angka Rp94 triliun.
"Industri farmasi serta produk obat kimia dan tradisional akan memberikan kontribusi pertumbuhan paling tinggi di sektor IKTA pada tahun ini, yakni mencapai 6,38 persen," ujar Sigit.
Proyeksi penanaman modal dari sektor IKTA bakal menyumbang sekira 33 persen terhadap target investasi secara keseluruhan pada kelompok manufaktur nasional senilai Rp352 triliun.
Kemenperin, menurut dia, tengah memprioritaskan pendalaman struktur industri farmasi nasional, terutama di sektor hulu atau produsen penyedia bahan baku obat. Upaya strategis ini untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk impor.
Ditjen IKTA juga akan melakukan kembali restrukturisasi mesin untuk industri tekstil untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018