Bandung (ANTARA News) - PD Pasar Bermartabat Kota Bandung memastikan batalnya rencana pedagang daging ayam se-Bandung Raya melakukan aksi mogok berjualan pada Jumat (18/1) hingga Minggu (21/1).
"Setelah rapat ditingkat provinsi dan internal pemerintah kota, mereka (pedagang) membatalkan melakukan mogok," ujar Dirut PD Pasar Bermartabat, Ervan Maksum, saat dihubungi melalui sambungan telepon, dari Bandung, Kamis.
Dalam surat edaran yang mengatasnamakan Persatuan Pasar dan Warung Tradisional (Pesat) Jawa Barat bernomor 001/SE/PESAT/I/2018, berisi ajakan kepada seluruh pedagang daging ayam untuk melakukan mogok, memprotes naiknya harga daging ayam yang diterima pedagang.
Dari hasil investigasi yang melibatkan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Bandung dan Pesat, memastikan surat edaran tersebut palsu. Terlebih Ketua Pesat, Usep, yang namanya tercantum dalam surat tersebut, tidak pernah menandatanganinya.
"Setelah dicek, tandatangan bukan dari ketuanya. Itu bohong," kata dia.
Ia mengatakan saat ini harga daging ayam per kilogram mencapai Rp33.000 hingga Rp36.000, sementara harga dari peternak ke bandar Rp22.000 atau naik Rp4.000 dari harga normal Rp18.000.
Menurut dia, saat dilakukan pemantauan dari rantai pasok mulai dari para peternak hingga ke tangan pedagang, tidak ada masalah. Kenaikan hanya terjadi saat proses produksi.
"Sisi logistik tidak berpengaruh mereka lancar ke pasar, rumah potong unggas tidak ada masalah, ritel tidak ada masalah. Cuman karena sekarang antibiotik dilarang, serta pakan yang mahal, peternak harus mengeluarkan cost lebih dari biasanya. Tapi tidak masalah," katanya.
Guna memastikan para pedagang tetap berjualan, pihak PD Pasar akan memantau pasar-pasar tradisional. Ia juga berharap, kenaikan harga ini tidak bertahan lama dan kembali stabil.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018