Jakarta (ANTARA News) - Sedikitnya 1,2 ton obat secara keseluruhan sudah didistribusikan ke Kabupaten Asmat, Papua, untuk pengendalian kejadian luar biasa (KLB) gizi buruk dan campak yang dikirimkan oleh berbagai pihak.
Dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis, Kementerian Kesehatan telah mengirimkan 142,2 kilogram obat yang dilakukan bersamaan dengan keberangkatan 39 tenaga kesehatan untuk menanggulangi KLB.
Obat tersebut akan didistribusikan ke Distrik Sawa Erma, Kolof Brasa, dan Pulau tiga menggunakan kapal cepat.
Obat-obat tersebut di antaranya berupa amoksisilin, salep antibakteri, parasetamol, infusion, vitamin, dan obat-obat lainnya yang dikemas dalam bentuk tablet, kapsul, botol, dan dus.
Pada rapat koordinasi KLB gizi buruk dan campak di Asmat yang dihadiri oleh tim dari Kementerian Kesehatan, Kapolda Papua, Kementerian Sosial, Bupati Asmat, Komandan Resor Militer, perwakilan Kantor Staf Kepresidenan, keuskupan, dan ketua adat telah dilaporkan sudah ada sebanyak 1,2 ton obat yang terdistribusikan.
Adanya persediaan stok obat saat ini diharapkan dapat mengatasi KLB gizi buruk dan campak di Asmat.
Selain Kementerian Kesehatan, TNI juga ikut membantu dalam memenuhi stok obat sesuai kebutuhan, dengan prioritas vaksin campak dan difteri serta alat kesehatan lainnya.
Jumlah dan jenis obat yang dibawa disesuaikan dengan permintaan dari Asmat untuk mengendalikan KLB gizi buruk dan campak.
Namun demikian kondisi gografis dan faktor ekonomi diharapkan tidak menjadi kendala signifikan dalam upaya pengendalian masalah kesehatan di Asmat.
Sebelumnya juga telah dikirimkan 3 ton pemberian makanan tambahan ke Asmat dari Kementerian Kesehatan pada Selasa (16/1) dan 10 koli obat campuran dari TNI pada Sabtu (13/1) menggunakan pesawat Hercules TNI AU dari Bandara Halim Perdana Kusuma.
Selain adanya upaya yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat di Asmat pun diimbau untuk selalu memperhatikan kesehatan keluarga dan lingkungan sekitar.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018