"Baznas malam ini akan mengirimkan tim perintis di Asmat selama dua pekan, dilanjutkan tim lanjutan yang menetap selama enam bulan," kata Pimpinan Crisis Center Baznas Meizi Fachrizal Achmad dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan pada tahap awal tim yang terdiri dari dua tenaga medis dan dua personel tim kemanusiaan akan melakukan survei dan memetakan kebutuhan.
Kemudian, secara bertahap anggota tim akan ditambah untuk mengisi 10 pos kesehatan guna mengatasi KLB campak dan gizi buruk Asmat.
"Memetakan gizi buruk dan campak, mencari akses dan sebagainya. Tim medis akan sosialisasi, mendeteksi dini, gejala campak seperti apa," kata dia.
Dalam memberi bantuan, kata dia, Baznas berupaya menggandeng mitra lokal dan tetap menyesuaikan diri dengan kerarifan lokal. Misalnya, menggandeng kepala adat agar bisa membantu warga Asmat yang membutuhkan.
Dia mengatakan tim dari Baznas berkoordinasi dengan lembaga pemerintah dan lembaga kemanusiaan lainnya sehingga tidak terjadi tumpang tindih kinerja.
"Agar tidak tumpang tindih kami bekerja sama dengan tim lain. Di sana permukiman Asmat menyebar, maka kita cari yang belum mendapat bantuan, agar merata," kata dia.
Untuk jangka panjang, kata dia, Baznas membentuk jaringan Kader Sehat Papua yang terdiri dari warga lokal. Dengan begitu, warga setempat secara jangka panjang dapat mandiri untuk kebutuhan kesehatan mereka sendiri.
Anggota Baznas Nana Mintarti mengatakan program dari Baznas tersebut memiliki target memperbaiki kesehatan warga Asmat dalam jangka panjang.
Di tahap awal, kata dia, tim berupaya untuk menekan KLB terlebih dahulu.
Menurut dia, 10 pos kesehatan yang dirintis Baznas untuk warga Asmat terdiri dari satu pos induk dan sembilan pos keliling yang bisa menjangkau berbagai lokasi dengan cepat.
"Tim dokter dan paramedis berupaya melakukan recovery kesehatan di sana dengan membangun pos untuk enam bulan seperti Posyandu," katanya.
Kader kesehatan lokal yang dididik Baznas, kata dia, agar nantinya dapat ikut mencegah kejadian serupa. Dengan begitu, upaya deteksi dini terhadap penyakit dan KLB dapat dilakukan cepat, termasuk untuk penanganannya.
Jika KLB itu sudah ditangani, lanjut dia, Baznas akan berupaya membangun lumbung pangan bagi warga Asmat sehingga warga bisa mengakses makanan bergizi dan seimbang.
Dalam upaya itu, dia mengatakan Baznas mengucurkan dana Rp1 miliar selama enam bulan pertama. Meski dana itu tergolong besar tetapi untuk jangka panjang tidak akan mencukupi untuk membangun kesehatan bagi warga Asmat.
Maka dari itu, Nana mengatakan Baznas membuka diri bagi masyarakat yang ingin mendonasikan bantuan untuk penanganan KLB Asmat dan pembangunan kesehatan yang lebih baik.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018