Sejumlah tokoh yang hadir pada rapat diselenggarakan di Posko Penanggulangan Campak dan Gizi Buruk Agats, Rabu, di antaranya Tenaga Ahli Utama Kedeputian V Kantor Staf Presiden Sylvana Maria Apituley, Tenaga Ahli Utama Bidang Kajian Pengolahan Isu Ekologi Sosial Budaya Strategis KSP Bimo Wijayanto, Kapolda Papua Irjen Boy Rafli Amar, Danrem Merauke, dan tim kesehatan dari Mabes TNI, tim Kemenkes, tim Kemensos.
Sylvana menyatakan kehadiran KSP ini merupakan bentuk intervensi langsung arahan dari Presiden Joko Widodo agar bersama dengan kementerian lembaga yang sudah bekerja di Asmat segera menangani KLB ini.
"Kami di sini untuk menemani, mendukung dan menegaskan bahwa negara hadir di Tanah Papua. Papua tidak pernah dilupakan di hati Presiden," kata Sylvana.
Bupati Asmat Elisa Kambu mengungkapkan bahwa kasus KLB campak dan gizi buruk ini terjadi sejak September 2017 dan pada akhir Desember baru diketahui.
Kambu mengatakan, pihaknya langsung bekerja sejak 1 Januari 2018 walaupun dengan keterbatasan tenaga medis dimiliki.
Bupati menyebutkan pemerintah kabupaten memiliki satu RSUD tipe D dan 16 puskemas, namun hanya tujuh puskesmas saja yang memiliki dokter.
Sedangkan jumlah dokter yang bertugas di Asmat sebanyak 12 dokter umum dan satu dokter spesialis bedah dari Program Nusantara Sehat Kemenekes.
Dia mengakui sangat terbantu dengan pemerintah pusat yang langsung mengirimkan bantuan, terutama TNI yang mengirim tim medis dan bantuan obat-obatan, diikuti pula dari Tim Kesehatan Polda Papua, Kemenkes, dan Kemensos yang juga memberikan bantuan sembako dan dari Pemerintah Kota Surabaya.
Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes Bambang Wibowo mengatakan pihaknya akan siap membantu dan melakukan pendampingan sekaligus memberikan pelayanan.
Bambang menyebutkan tim dari Kemenkes yang turun ke Asmat merupakan dokter spesialis, dokter umum, dan untuk melaksanakan imunisasi akan bergabung bersama TNI dan Polri untuk penanggulangan KLB campak ini.
Dia juga menyatakan akan melakukan berbagai langkah untuk penanggulangan, rehabilitasi dan tindakan selanjutnya usai penanganan KLB ini agar tidak terulang kembali.
Sedangkan dari tim Kemensos mengungkapkan pihaknya telah mengirimkan bantuan makanan siap saji sebanyak 6,5 ton pada tahap awal dan akan menambah jika masih diperlukan.
Bimo Wijayanto mengakui semua kementerian, lembaga dan pemerintah daerah sudah bekerja sesuai dengan wilayahnya masing-masing dan saling berkoordinasi.
Namun Bimo juga mengingatkan perlu adanya tindaklanjut penanganan KLB ini dengan memperhatikan budaya masyarakat, agar program imunisasi terhadap anak ini bisa berhasil di Asmat.
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018