Kepala Bidang Medis RSUD Cianjur, Cecep Juhana, di Cianjur, Kamis, mengatakan, berdasarkan data yang ada, sejak April hingga Januari 2018, ada 27 pasien difteri yang masuk rumah sakit, namun awal tahun 2018 ini jumlahnya mencapai 15 pasien.
"Kami sempat menampung 17 pasien yang diduga difteri pada awal tahun ini, namun setelah dilakukan pemeriksaan dua orang diantaranya dinyatakan negatif dan sudah dipulangkan," katanya.
Dia menjelaskan, belasan pasien tersebut berasal dari beberapa kecamatan seperti Pacet, Cikalongkulon, Bojongpicung, Ciranjang dan Sindangbarang. Rentang usia bervariatif, namun yang terbanyak berada di usia 7 tahun ke bawah.
"Terbaru dua pasien dari Sindangbarang yang berada di usia SMK. Kalau laporan ada belasan, tapi yang positif hanya dua orang dan telah ditangani. Belasan pasien itu, saat ini dalam tahap penyembuhan, beberapa di antaranya sudah dipulangkan karena dinyatakan sembuh," katanya.
Namun tambah dia, ada pasien yang dirujuk ke rumah sakit di Bandung karena ruang isolasi yang tidak cukup. "Jadi dari total 15 pasien yang masih dirawat ada 8, empat pasien sudah pulang, dua pulang atas keinginan sendiri tapi sudah sembuh dan satu lainnya dirujuk ke Bandung," katanya.
Saat ini, ungkap dia, RSUD Cianjur, hanya memiliki enam ruang isolasi dewasa dan empat isolasi anak, namun untuk antisipasi, puskesmas akan dilibatkan dalam penanganan difteri, salah satunya dengan menyediakan ruang isolasi khusus.
"Penanganannya difteri dapat diobati ditingkatan puskesmas karena pasien hanya diberikan obat disertai penanganan sesuai aturan secara maksimal. Hanya dalam 7 sampai 14 hari pasien dapat sembuh kembali," katanya.
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Cianjur, Asep Helmiono, mengatakan, pihaknya terus mengupayakan vaksinasi terhadap warga Cianjur, yang tinggal di daerah muncul kasus difteri seperti dibeberapa kecamatan.
"Kalau daerah yang tahun lalu muncul, sudah dilakukan vaksinasi, sehingga kami rasa sudah. Jangan sampai difteri ini terus berkembang di Cianjur, sehingga kami akan menyisir wilayah yang belum mendapatkan vaksin," katanya.
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018