Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore, bergerak menguat sebesar 24 poin menjadi Rp13.335 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.359 per dolar Amerika Serikat (AS).

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada 2017 memberi dampak positif pada pergerakan mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah.

"Ekonomi Tiongkok yang tumbuh cukup mempengaruhi nilai tukar rupiah di mana negara itu merupakan salah satu rekan dagang," katanya.

Ia mengemukakan bahwa Tiongkok mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 6,9 persen sepanjang tahun 2017, lebih baik dari pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya yang sebesar 6,7 persen.

Di sisi lain, lanjut dia, rupiah juga didukung oleh data ekonomi Indonesia yang direspon positif oleh pelaku pasar. Neraca perdagangan Indonesia pada 2017 surplus sebesar 11,84 miliar dolar AS, naik dibandingkan surplus pada 2016 yang sebesar 9,53 miliar dolar AS.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa pergerakan mata uang rupiah ke depannya diharapkan mendapat sentimen positif dari hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) mengenai kebijakan suku bunga acuan.

"Diperkirakan BI mempertahan suku bunga acuan dalam RDG Januari ini," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (18/1) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.365 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.323 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018