Padang (ANTARA News) - Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf mengaku prihatin atas terjadinya kasus luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat, Papua, dan meminta pihak berwenang agar lebih cekatan serta meningkatkan koordinasi dalam penanganan hal tersebut.
"Saya sudah berkomunikasi dengan warga Asmat, memang penanganannya telat karena faktor transportasi dan medan yang berat sehingga sulit diakses," kata Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf di Padang, Kamis.
Ia menyampaikan hal itu pada kunjungan kerja spesifik membahas penanganan difteri dihadiri Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit dan pemangku kepentingan terkait.
Menurut dia selama ini pengiriman vaksin dan makanan tambahan menumpuk di Timika.
"Baru setelah ada kejadian dan diturunkan TNI baru bisa dibawa ke lokasi," tambahnya.
Ia menyampaikan penanganan kasus Asmat bukan urusan Kementerian Kesehatan semata namun harus lintas instansi seperti Kementerian PUPR untuk akses infrastruktur, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak hingga Menteri Pendidikan.
"Salah satu penyebab kasus tersebut muncul karena kurangnya akses pendidikan sehingga berkembang wabah, apalagi angka kemiskinan juga cukup tinggi sehingga warga setempat menggunakan sarana alakadarnya," ujar dia.
Ia meminta pihak berwenang duduk bersama mencari solusi meningkatkan pendidikan dan derajat kesehatan di daerah-daerah pedalaman seperti Asmat.
Sementara Sekjen Kementerian Kesehatan Untung Suseno mengatakan pihaknya telah mengirim obat sebanyak 1,2 ton hingga makanan tambahan 3 ton serta vaksin.
Ia mengatakan dalam mengatasi persoalan ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan TNI hingga pemerintah daerah.
"Kami juga memperkuat rumah sakit dan puskemas serta mengunjungi daerah yang tidak mendapat akses kesehatan," ujar dia.
Terkait status KLB ia menyampaikan jika dalam dua pekan ke depan tidak ada lagi temuan akan dicabut.
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018