Sukabumi (ANTARA News) - Seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Kampung Sudajaya Hilir RT 03/02, Kelurahan Jayaraksa, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi, Mimin Mintarsih (45) dikabarkan tewas akibat dianiaya oleh majikannya saat bekerja di Qatar. "Saya baru mendapatkan kabar kalau anak saya meninggal pada Senin (18/6) lalu, namun hingga saat ini saya belum mengetahui kondisi jasadnya karena dikabarkan telah dimakamkan di Jeddah," kata ibu kandung Mimin, Nurhayati (70) kepada pers, di Sukabumi, Jabar, Selasa. Mimin Mintarsih diberangkatkan menjadi TKW sebagai pembantu rumah tangga (PRT) melalui sebuah perusahaan jasa pemberangkatan tenaga kerja di Cianjur, tahun 2005 silam. Nurhayati mengatakan sebelum memperoleh kabar tentang kematian putrinya, ia sempat mendengarkan keluhan Mimin yang mengaku kerap menjadi korban penganiayaan majikannya. Keluhan itu disampaikan kepada keluarganya pada hari Senin lalu (4/6), melalui telepon. "Tiga bulan terakhir dia (Mimin) sering mengeluh sakit akibat sering disiksa majikan. Saya sempat menyarankan untuk pulang, tapi Mimin selalu bersikeras untuk tetap bekerja," katanya. Menurut dia, karena tak kuat diperlakukan kasar selama delapan bulan bekerja sebagai PRT, Mimin akhirnya memutuskan untuk kabur ke Jeddah. "Ditempat ini, Mimin bekerja sebagai TKW ilegal selama 14 bulan. Kabar terakhir Mimin harus menjalani operasi kanker rahim. Kami disini menduga penyakitnya itu timbul akibat penganiayaan saat bekerja di Qatar," paparnya. Nurhayati mengaku, sebelum dikabarkan meninggal dunia, Mimin sempat mengirimkan uang sebesar 400 Real untuk dipergunakan sebagai biaya Praktek Kerja Lapangan (PKL) putra keduanya yang masih bersekolah di salah satu SMK di Kota Sukabumi. Meski telah dikabarkan meninggal, namun sejauh ini pihak keluarga belum melihat jasad Mimin karena menurut rekan-rekan sesama TKW lainnya, jasad Mimin telah dimakamkan di Jedah. "Kabar kematian ini pertamakali diterima oleh putri pertamanya, yakni Susilawati. Dari kabar itu pula kami mengetahui bahwa jasad Mimin tidak bisa dipulangkan karena sudah dimakamkan di Jedah," kata Nurhayati.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007