Washington (ANTARA News) - Presiden Donald Trump hari ini membantah kabar pemindahan kedutaan besar AS di Israel ke Yerusalem akan terwujud dalam waktu satu tahun seperti diharapkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Awal Desember tahun lalu Trump menjungkirbalikkan kebijakan yang dianut Amerika Serikat selama berpuluh-puluh tahun dengan mengakui Yerusalem ibu kota negara Israel. Ia juga menyatakan akan memulai proses memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv.
Keputusan Trump itu mengancam upaya perdamaian Timur Tengah dan membuat marah dunia Arab dan sejumlah negara Barat sekutu AS.
Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengatakan bulan lalu bahwa "pemindahan kedutaan kemungkinan akan selesai paling cepat dalam waktu tiga tahun dan itu lumayan ambisius."
Kerangka waktu itu diungkapkan oleh para pejabat pemerintahan berdasarkan perkiraan soalt logistik dalam mendapatkan dan mengamankan lokasi serta menyediakan perumahan bagi para diplomat AS.
Yerusalem adalah tempat suci bagi kaum Muslim, Yahudi, dan Kristen.
Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depannya. Yerusalem Timur direbut Israel dalam perang Arab-Israel pada 1967 dan dicaplok Israel yang sampai kini tak diakui dunia internasional.
Netanyahu, menurut para wartawan Israel yang mengikuti kunjungannya ke India, mengatakan pada Rabu, "Menurut penilaian pasti saya, (pemindahan kedutaan AS ke Yerusalem) itu akan berlangsung lebih cepat dibandingkan yang kalian perkirakan, (yaitu) dalam waktu satu tahun dari sekarang."
Ketika ditanya soal pernyataan Netanyahu itu, Trump mengatakan dalam wawancara dengan Reuters bahwa keadaannya tidak demikian.
"Akhir tahun? Kita membicarakan skenario berbeda... Maksud saya tentunya itu untuk sementara. Kita belum benar-benar membuat perkiraan soal itu," kata Trump seperti dikutip Reuters.
(T008)
Pewarta: -
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018