Jakarta (ANTARA News) - Bulog kembali akan membuka tender untuk impor beras sebanyak 132 ribu ton sisa dari impor beras sebesar 250 ribu ton yang belum terealisasi. Dirut Perum Bulog Mustafa Abubakar di Jakarta, Selasa menyatakan, dari target impor beras sebanyak 1,5 juta ton tahun ini yang sudah masuk sekitar 700 ribu ton. Sementara itu, kata dia, pihak swasta yang mendapat tugas melakukan impor beras sebanyak 250 ribu ton, hanya teralisasi 93 ribu ton. "Oleh karena itu masih ada sisa yang belum ditenderkan sekitar 132 ribu ton," katanya ketika mengunjungi Redaksi ANTARA. Ia mengharapkan tender untuk pengadaan beras impor tersebut bisa segera dilakukan, mengingat saat ini sejumlah negara seperti Cina, India, Vietnam dan Thailand, telah memberikan penawaran. Saat ini, lanjut dia, pihaknya sedang membahas mekanisme pengadaan beras impor tersebut, apakah akan dilakukan tender terbuka, tender terbatas, atau G to G (pemerintah ke pemerintah). "Kami mengharapkan akhir Desember tahun ini harus sudah selesai pengadaannya," katanya. Sementara itu menyinggung pemberitaan yang menyebutkan Bulog secara diam-diam menandatangani impor beras dengan Vietnam sebanyak 250 ribu ton, Mustafa menyangkal hal itu. Dia mengatakan, apa yang dilakukan Perum Bulog tersebut hanya merupakan pelaksanaan dari komitmen impor satu juta ton, yang sebanyak 250 ribu telah dilakukan penandatanganan oleh Dirut sebelumnya Widjanarko Puspoyo. Sedangkan 250 ribu ton yang kedua, tambahnya, seharusnya juga segera ditandatangani, namun saat itu ternyata belum siap, sehingga baru bisa dilakukan 19 Mei 2007 lalu. "Jadi ini bukan hal yang baru atau optional," katanya. Mengenai pengadaan beras dalam negeri, menurut Mustafa Abubakar, dari kontrak yang telah ditandatangani sebanyak 1,37 juta ton telah teralisasi sekitar 1,2 juta ton di gudang Bulog. Sedangkan hingga akhir 2007 pihaknya menargetkan sebanyak 1,73 juta ton pengadaan beras dari dalam negeri naik dari target semula 1,54 juta ton. "Dengan kondisi tersebut pada akhir tahun akan terdapat stok beras nasional sebanyak 1,435 juta ton yang diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan selama delapan bulan ke depan," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007