Keputusan ini akan dibicarakan lebih lanjut saat nanti Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke negara tersebut dalam waktu dekat.
"Lagi penjajakan intensif, kalau bisa pas Presiden (berkunjung) ke sana bisa sampai Sales Purchase Agreement (SPA). Yang jelas salah satu agenda ESDM bahas kerja sama itu," jelas Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar di Jakarta, Rabu.
Arcandra menjelaskan, masing-masing negara akan menerima pasokan LNG dari Pertamina sekitar 1 sampai 1,5 juta ton per tahun (Million Ton Per Annum/MTPA) denga taksiran nilai sebesar 6 miliar dolar AS. "Nilai trading-nya masing-masing up to 6 miliar dolar itu data yang saya terima," kata Arcandra.
Nantinya, proses ekspor LNG yang digarap Pertamina akan bekerja sama dengan perusahaan plat merah Bangladesh (Petrobangla) dan Pakistan (Pakistan LNG Limited). Kontrak komitmen antara Pertamina dengan kedua negara tersebut akan berlangsung selama 10 tahun.
Kebijakan ekspor ini merupakan tindak lanjut dari perjanjian nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yang telah diteken sebelumnya antara Pertamina dengan kedua negara tersebut.
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018