Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu sore, bergerak menguat 72 poin menjadi Rp13.266 per dolar AS dibandingkan sebelumnya pada Rp13.338 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah diperdagangkan menguat terhadap dolar AS, sentimen yang mendukung mata uang domestik itu datang dari data rasio utang Indonesia yang masih dalam kategori aman," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta.

Kementerian Keuangan mencatat jumlah outstanding utang pemerintah hingga akhir Desember 2017 telah mencapai Rp3.938,7 triliun atau sekitar 29,2 persen terhadap PDB.

Ia menambahkan bahwa dengan rasio utang Indonesia dalam kondisi aman dapat memberikan penilaian positif bagi lembaga pemeringkat sehingga level layak investasi (investment grade) kepada Indonesia dapat terjaga.

"Bahkan, kenaikan peringkat Indonesia dari sejumlah lembaga pemeringkat dapat terbuka," katanya.

Kendati demikian, lanjut dia, pelaku pasar uang diharapkan tetap waspada mengingat data ekonmi Amerika Serikat mengenai data produksi industri dan kapasitas utilisasi akan dirilis. Jika mencatatkan hasil positif maka akan memicu permintaan dolar AS meningkat.

Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan bahwa kenaikan harga komoditas diperkirakan akan berdampak terhadap naiknya konsumsi domestik dalam tiga triwulan kedepan dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Kekhawatiran akan rendahnya pertumbuhan ekonomi sepertinya tidak akan berlanjut tahun 2018. Perbaikan harga komoditas dalam dua tahun terakhir akan diikuti kenaikan konsumsi domestik," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (17/1) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.323 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.333 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018