Jakarta (Jakarta News) - PT Adhi Karya berhasil mencapai target pendapatan tahun 2006 dengan membukukan laba bersih sebesar Rp95,6 miliar dari pendapatan Rp4,33 triliun. "Pencapaian ini melebihi pendapatan tahun 2005 sebesar Rp3,03 triliun dengan laba bersih Rp77,9 miliar," kata Direktur Utama PT Adhi Karya, M. Saiful Imam, dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPS) dan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), di Jakarta, Selasa. Perseroan juga berhasil meningkatkan modal pemegang saham sebesar 18,8 persen menjadi Rp440,66 miliar pada akhir 2006. Sedangkan laba bersih per saham pada 2006 juga mengalami peningkatan sebesar Rp53 dibandingkan tahun sebelumnya Rp43. Menurut manajemen Adhi, pertumbuhan usaha perseroan tidak terlepas dari strategi transformasi usaha yang berhasil digulirkan dengan memperluas pasar. Perluasan pasar itu dialkukan di sektor swasta serta berbagai proyek di luar negeri diantaranya pelaksanaan proyek di Qatar dan India. "Bahkan pada Juni 2007, Adhi melalui anak perusahaannya Adhi Oman telah mendapatkan proyek `Muscat Grand Mall` di Oman," katanya. Seperti diketahui, meskipun kondisi makro kurang kondusif tetapi sepanjang 2006, perseroan berhasil memperoleh kontrak kerja baru senilai Rp5,58 triliun. "Angka ini meningkat pesat dibandingkan pencapaian nilai kontrak pada 2005 yang hanya sebesar Rp4,15 triliun," katanya. Pencapaian nilai kontrak itu, membuktikan tingkat kerja dan profesionalisme perseroan semakin membaik. Apalagi dengan diterapkannya kaidah "Good Corporate Governance". Ia mengatakan kedepan, Adhi akan memantapkan kemampuan bagi pelaksanan proyek pembangunan prsarana umum baik yang dikembangkan oleh pemerintah maupun swasta. Pelaksanakan proyek itu akan dilaksanakan menyeluruh dan terpadu yang mencakup kegiatan "engineering procurement construction" (ETC). Pada kesemapatan yang sama, Saiful juga mengatakan saat ini Adhi tengah mengikutsertakan ekuitas dalam proyek monorail di Jakarta dan pembangkit tenaga listrik dengan skema "independence power producer". Khusus untuk proyek Jakarta Monorail dinilai "urgent" untuk dilaksanakan demi mendukung penyediaan transportasi yang memadai di Jakarta. "Apalagi perseroan telah memperoleh pekerjaan infrasruktur berupa `civil work project` senilai 203 juta dolar Amerika yang sebagian telah dialakukan oleh perseroan," ujarnya. Perseroan berencana membeli 250 ribu saham PT Jakarta Monorail yang ditawarkan dengan nilai 100 dolar Amerika per lembar saham. Dengan penambahan pembelian ini nilai investasi perseroan di Jakarta Monorail menjadi 25 juta dolar Amerika atau naik dari sebelumnya sebesar 1,53 juta dolar Amerika. Sedangkan porsi kepemilikan saham meningkat dari 7,65 persen menjadi 16,68 persen. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007