Washington (ANTARA News) - Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia pada Senin mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan bulat untuk menyetujui Zoellick, satu-satunya kandidat, menjadi Presiden Bank Dunia untuk menggantikan Paul Wolfowitz, yang terpaksa mengundurkan diri karena skandal pemberian paket jabatan dan gaji tinggi kepada kekasihnya yang juga karyawati di Bank Dunia. Robert B. Zoellick adalah mantan diplomat penting Amerika Serikat (AS), dan Kepala Perwakilan Perdagangan AS yang berhasil membangun konsensus bersama seputar unifikasi Jerman, Darfur (Sudan), hingga masuknya China ke Organisasi Perdagangan Bebas Dunia (WTO). Menjadi kandidat utama pilihan Presiden George W. Bush untuk mengepalai lembaga donor pembangunan yang memiliki anggota 185 negara, Zoellick sebelumnya adalah Vice Chairman dari bank investasi Goldman Sachs. Zoellick, mantan anggota kabinet di pemerintahan George Bush Sr. (ayah George Walker Bush), adalah Deputi utama Menlu Condoleezza Rice sejak Februari 2005 hingga Juli 2006, ketika dia mundur dari jabatan publik dan kembali ke Golden Sachs. Sebagai Deputi Menlu, salah satu tugas utamanya adalah krisis kemanusiaan di Darfur, Sudan, ketika dia berhasil mengakomodir sebuah kesepakatan damai antara pemerintah Sudan dan kelompok pemberontak. Sebelum menginjakkan kaki di Deplu AS, Zoellick terlebih dahulu mengabdi selama empat tahu sebagai Kepala Perwakilan Perdagangan AS (2001-2005), yang memainkan peran utama dalam masuknya China dan Taiwan dalam WTO, serta menginisiasi negosiasi perdagangan internasional yang dikenal dengan "Putaran Doha" Dia juga membantu menyelesaikan kesepakatan perdagangan bebas dengan Singapura, Chili, Australia, dan Maroko, serta menjadi aktor utama negosiasi perdagangan dengan lima negara di Amerika Tengah dan beberapa negara lainnya, termasuk Bahrain, Yordania, dan Vietnam. Dia juga menjadi inisiator pembicaraan perdagangan dengan Kepabeanan di Afrika Selatan, panama, negara-negara di wilayah Andean dan Thailand. Lahir pada 25 Juli 1953 di Naperville, Illinois, Zoellick merupakan lulusan terbaik dari Sekolah Hukum Harvard dan memperoleh gelar masternya dalam bidang "Public Policy" dari Harvard University`s John F. Kennedy School of Government pada 1981. Dia juga merupakan alumni terbaik dari Swarthmore College pada 1975. Karir di Washington dimulainya ketika pada 1985 dia berkecimpung di Departemen Keuangan, yang saat itu dipimpin oleh teman dekatnya, John Baker. Dan ketika John Baker menjadi Menlu pada pemerintahan George H.W Bush, Zoellick pun diangkat menjadi penasehatnya. Zoellick kemudian menjadi pejabat senior AS dalam negosiasi unifikasi Jerman, sebuah peranan yang memberinya bintang penghargaan "Knight Commanders Cross" dari pemerintah Jerman atas upayanya. Menjadi perwakilan pribadi Presiden George H.W. Bush, ayah presiden AS sekarang, pada KTT G-7 dan pertemuan internasional lainnya, Zoellick menegosiasikan kesepakatan perdagangan bebas Amerika Utara pada awal 1990-an dan pembicaraan perdagangan Putaran Uruguay yang berakhir pada 1994 dan menghasilkan lembaga yang kini dikenal dengan nama WTO. Dia kemudian diangkat menjadi Deputi Kepala Staf Gedung Putih pada 1992. Pada masa pemerintahan Presiden Bill Clinton (1993-2001), Zoellick menjadi executive vice president pada Fannie Mae, sebuah perusahaan investor pembiayaan perumahan terbesar di AS. Pada 1998, dia ikut menandatangani sebuah surat permintaan kepada Presiden Clinton untuk menyingkirkan pemimpin Irak Saddam Hussein, bersama pemimpin neo-konservatif lainnya Donald Rumsfeld dan Wolfowitz. Dalam masa kampanye pemilihan presiden pada 2000, Zoellick diangkat menjadi penasehat kebijakan luar negeri bagi presiden George W. Bush dan menjadi anggota kelompok garis keras Partai Republik yang dikenal dengan nama "Vulcans" Dia kembali ke pemerintahan saat menjadi Kepala Perwakilan Perdagangan pada era Presiden Bush pada 2001, demikian laporan sejumlah kantor berita transnasional, seperti AFP, DPA dan Reuters. (*)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007