Kotabaru (ANTARA News) - Kapal Layar Motor (KLM) Fajar Jaya, Sabtu (16/6) sekitar pukul 17:00 WITA tenggelam karena dihantam ombak setinggi empat meter di perairan Kelambau, Kecamatan Pulau Sembilan, Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan. Pemilik KLM Fajar Jaya, Yakub Purnomo, ketika melaporkan musibah yang dialami kapalnya di Kantor Administrator Pelabuhan Kotabaru, Selasa, kepada wartawan mengatakan, nahkoda kapal Andi Akmal dan 18 anak buah kapal (ABK) selamat, dan kabarnya telah kembali pulang ke Surabaya. Semula kapal naas yang berangkat dari Pelabuhan Kalimas Surabaya, Kamis (14/6) itu berlayar membawa barang kelontongan menuju Samarinda, Kalimantan Timur. Sekitar 1 mil laut dari Pulau Kelembau, badai datang dengan ketinggian gelombang sekitar tiga sampai empat meter. Ombak besar menghantam lambung kapal kayu itu sehingga pecah dan membuat mesin kapal mati karena kemasukan air laut. Kapal yang membawa beban berat itu terombang-ambing dan akhirnya tenggelam di tengah laut yang memiliki kedalaman sekitar 35-40 meter. Nakhoda dan awak kapal pun berusaha menyelamatkan diri masing-masing. Beruntung, saat itu ada beberapa kapal nelayan yang beroperasi di perairan tersebut sehingga para ABK KLM Fajar Jaya bisa diselamatkan. Menurut Yakub, selain menolong para ABK, para nelayan tersebut beramai-ramai mengambil barang kelontongan yang berada di palka KLM Fajar Jaya. Yakub sendiri saat itu tidak ikut berlayar, dan sedang berada di Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, untuk meneruskan perjalanan ke Samarinda lewat darat. Setelah mendapat kabar, Yakup warga Jl Wisma Permai VI Surabaya itu bergegas menyeberang ke Kotabaru, untuk naik kapal perintis menuju Pulau Sembilan. Namun demikian, Yakub tertahan di Kotabaru karena kapal perintis tersebut baru berangkat dua hari kemudian. Ia menyesalkan, nakhoda dan para ABK KLM Fajar Jaya tidak bertanggung jawab terhadap keselamatan barang kapal. "Ketika saya tiba di Pulau Sembilan nakhoda dan para ABK KLM Fajar Jaya sudah pergi. Kabarnya mereka sudah pulang ke Surabaya, dan meninggalkan kapal yang tenggelam," katanya. Meski tidak ditemukan korban jiwa, atas musibah tersebut Yakup menderita kerugian hingga satu miliar rupiah.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007