Jakarta (ANTARA News) - Prospek bisnis iklan media luar ruang (Out of Home/OoH) di Indonesia diprediksi tetap cerah hingga 10 tahun mendatanh karena adanya pergeseran pangsa pasar pemasang iklan dari promosi bisnis korporat ke promosi bisnis ritel, kata Chief Operating Officer (COO) Navia Indonesia, Benny Jahja. Pertumbuhan bisnis iklan media luar ruang di Indonesia rata-rata per tahun sejak 2004 hingga 2006 antara 15-16 persen dengan total belanja iklan media luar ruang mencapai Rp918 miliar selama 2006, ujarnya di Jakarta, Selasa. Data yang dimiliki Navia juga menyebutkan bahwa pertumbuhan gerai ritel (retail outlet) di Indonesia termasuk tertinggi di Asia yakni 18 persen, dibanding China (12 %), Filipina (12 %), Singapura (8 %) dan Malaysia (6%). Pertumbuhan yang tinggi tersebut, kata dia, sangat mendukung pertumbuhan bisnis iklan media luar ruang dan diperkirakan masih akan terus berlangsung hingga 10 tahun mendatang. Dikatakan Benny Jahya bahwa bisnis iklan media luar ruang umumnya terdapat di kota-kota besar di Indonesia, terutama di tiga kota dengan pangsa pasar terbesar yakni Jakarta, Surabaya dan Bali. OoH terdiri atas, yang pertama disebut sebagai "traditional outdoor media", seperti halnya billboard, kedua yang disebut sebagai "ambient media", antara lain iklan stiker di lantai pertokoan, serta ketiga yang disebut sebagai "transit media" layaknya iklan promosi yang ditempel di badan bus atau taksi. Oleh karena itu, kata Benny, melihat pangsa pasar media luar ruang yang cerah di Indonesia, kelompok usaha berskala internasional di bidang bisnis periklanan dan berpusat di Chicago (Amerika Serikat/AS) bernama Starcom Mediavest, melalui anak perusahaannya Starcom Indonesia, meluncurkan unit usahanya terbaru bernama Navia Indonesia yang berspesialisasi di bidang media iklan luar ruang. Persaingan bisnis media luar ruang saat ini memang ketat karena pasar dikuasai oleh lima pemain besar di Indonesia. Namun, kami optimis tahun 2007 ini dapat meraih target pangsa pasar 20 persen, kemudian tahun berikutnya bisa mencapai 40 persen, kata dia. Dikatakannya bahwa keyakinan tersebut disebabkan Navia menawarkan layanan yang disebut "one stop solution", yang merupakan pertama kalinya di Indonesia bagi para klien pemasang iklan media luar ruang. Hal tersebut mencakup jasa perencanaan media, survei lokasi, negosiasi, pengembangan dan produksi kreatif, pengawasan dan pemeliharaan lokasi serta evaluasi promosi media luar ruang yang efektif bagi para klien. Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) Starcom Mediavest Group, Ravi Kiran, pada kesempatan sama mengatakan bahwa pihaknya sebagai induk perusahaan yang bermarkas di Chicago, AS, merupakan salah satu jaringan media terbesar di dunia dengan lebih dari 110 cabang di 74 negara dan keuntungan sebesar 25 miliar dolar AS pada 2006. Dikatakan bahwa pihaknya telah berhasil menyediakan solusi iklan media luar ruang di Jepang, India dan Filipina selama beberapa tahun terakhir. Pada bagian lain, "Technical Advisor" Starcom Indonesia, S. Ranganathan, mengatakan bahwa pihaknya telah sukses menawarkan pengembangan strategi komunikasi dan negosiasi mainstream bagi para kliennya di Indonesia. Dikatakannya bahwa saat ini, Starcom Indonesia telah melayani sejumlah klien perusahaan papan atas seperti Procter and Gamble, Bayer Heathcare, Bristol Myers Squibb, Honda Prospect Motors, Singapore Tourism Board, Philip Morris, Mead Johnson, Pridential Insurance, Western Union Financial Services, Star ANTV, San Miguel, Perfetti Van Malle, O2, Sun Microsystems, Autodesk, dan Oracle. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007