"Ini perusahaan tercatat pertama yang IPO di 2018. Diharapkan menjadi salah satu saham yang menjadi pilihan bagi para investor," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan, dengan tercatatnya saham LCKM maka total perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia sebanyak 567 emiten. Diharapkan, aksi korporasi dengan melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) dapat mendorong kinerja lebih baik.
"IPO menjadi salah satu sarana bagi perusahaan untuk menggalang dana untuk mengembangkan bisnis," katanya.
Ia menyampaikan bahwa saham LCKM akan dicatatkan pada papan pengembangan (development board) di BEI. Papan pengembangan merupakan papan pencatatan yang disediakan untuk mencatatkan saham dari perusahaan yang memiliki aktiva berwujud bersih sekurang-kurangnya Rp5 miliar dan memiliki pengalaman operasional sekurang-kurangnya 12 bulan.
Dalam pelaksanaan IPO, perseroan melepas sebanyak 200.000.000 saham seharga Rp208 per saham. Dengan demikian, perseroan meraup dana sebesar Rp41,6 miliar. Perseroan menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi.
Direktur Utama PT LCK Global Kedaton Tbk, Lim Kah Hock mengemukakan bahwa sebesar 97 persen dari dana IPO akan digunakan untuk modal kerja, sedangkan sisanya 3 persen untuk pembiayaan research and development serta pelatihan.
"Perusahaan kami bergerak di bidang jasa penyedia infrastruktur telekomunikasi bagi penyedia menara telekomunikasi (tower provider) di Indonesia. Aksi korporasi di pasar modal ini merupakan langkah besar perusahaan guna mewujudkan visi jangka panjang dan menjadi pemimpin di sektor ini," katanya.
Head Investment Banking PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Mukti Wibowo Kamihadi mengatakan bahwa saham LCKM yang dilepas ke publik melalui IPO mewakili 20 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor.
"Dalam IPO, saham LCKM mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 325 kali," katanya.
Tercatat, pada perdagangan perdana saham LCKM bergerak naik 104 poin atau 50 persen menjadi ke Rp312 per saham dibandingkan harga perdana.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018