Shanghai (ANTARA News) - Bintang pop AS, Christina Aguilera, telah membawa aksi panggungnya yang panas ke China untuk pertama kalinya dan merasa tak sabar lagi untuk tampil di depan penggemarnya di China Daratan, dia menyatakan kepada para wartawan Senin. "Saya belum pernah ke China sebelumnya, jadi senang sekali bisa berada di sini, kata peraih empat penghargaan Grammy itu menjelang penampilannya, Selasa, di Panggung Raksasa Shanghai. "Saya menyukai tampil di pentas melebihi dari apapun di dunia ini. Waktu terbaik saya ada di pentas, merasakan gairah dan semangat penonton dan menikmati musik." Aguilera, yang dikenal berkat suaranya yang kuat atau bertipe sopran dan busana panggungnya yang seksi, merupakan artis terakhir yang akan pentas di China dari sederet bintang internasional yang pernah tampil di Negara Tirai Bambu itu. Kecenderungan ini menunjukkan isyarat yang jelas meningkatnya toleransi lembaga sensor China. "Tak ada sama sekali lagu yang dilarang. Proses untuk memperoleh ijin berlangsung mulus sekali," kata Jonathan Krane, Presiden EMMA Entertainment yang berkedudukan di Beijing, promotor konser Aguilera. Tahun lalu, Kementerian Kebudayaan China memerintahkan the Rolling Stones agar tak menembang lagu-lagu andalan mereka yang mengganggu nilai kesusilaan, seperti "Brown Sugar" dan "Honky Tonk Woman" saat tampil di Shanghai. Back to Basics Aguilera akan menyanyi di depan 8.400 penonton di Shanghai, persinggahan terakhirnya dalam tur keliling dunianya yang bertajuk "Back to Basics", yang telah membawanya keliling Eropa dan AS, kata EMMA Entertainment, sebagaimana dikutip AFP. "Back to Basics" merupakan nama album studionya yang ketiga dan dirilis pada 2006. Album ini, yang memperoleh sambutan hangat dari para kritikus dan pecinta musik, juga mengusung elemen musik soul, jazz dan blues. Harga tiket pertunjukan Aguilera berkisar antara 200 yuan hingga 2.000 yuan (sekitar Rp2,35 juta), ujar Krane kepada para wartawan. (*)
Copyright © ANTARA 2007