Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah perusahaan Australia berkomitmen menyediakan dana sekitar 2,5 miliar dolar Australia untuk berinvestasi disejumlah sektor di Indonesia seperti migas, pertambangan, jasa transportasi kereta api dan jasa perdagangan. "Banyak proyek yang sudah dipertimbangkan untuk dimasuki perusahaan-perusahaan Australia," kata Menteri Perdagangan Australia Warren Truss E seusai bertemu Meneg BUMN Sofyan Djalil di kantor kementrian BUMN, Selasa siang. Mendag Australia didampingi dubes Australia untuk Indonesia Bill Farmer dan sejumlah delegasi antara lain dari Insitec Pivot Limited, Rio Tinto, BHP Billiton, Errow energy. Truss menjelaskan, rencana investasi telah memasuki pembicaraan intensif sekitar 700-800 juta dolar AS untuk proyek peningkatan produksi tiga pabrik pupuk di Aceh, yakni Pupuk Iskandar Muda I dan II serta Asean Aceh Fertilizer. Proyek yang melibatkan Insitec Pivot Limited itu diharapkan studi kelayakannya selesai pada kuartal pertama 2008. "Ketiga pabrik tersebut memiliki produksi dibawah kapasitas karena kelangkaan pasokan gas," katanya. Ia menjelaskan sudah ada beberapa proyek yang akan dimasuki sehingga tinggal pengembangannya saja. Namun, dijelaskan, untuk mengembangkan potensi-potensi perusahaan dibutuhkan kepastian dan kepercayaan terhadap regulasi Indonesia seperti RUU Minerba, UU Perkereta apian dan UU lainnya yang bisa mendukung pelaksanaan investasi di Indonesia. Sementara itu Sofyan Djalil mengatakan, pertemuannya dengan delegasi Australia itu membicarakan studi kelayakan pengembangan investasi disejumlah sektor selain pupuk juga menyangkut pengembangan jasa transportasi kereta api khususnya untuk transportasi bahan tambang di sejumlah perusahaan tambang di tanah air. "Ini merupakan kunjungan kehormatan Mendag Australia dengan membawa rombongan besar guna melihat kesempatan bisnis di Indonesia," kata Sofyan. Hari ini mereka juga mengadakan pertemuan dengan jajaran perkereta apian untuk melihat peluang investasi di Sumatera dan Kalimantan. Truss mengatakan, khusus untuk kereta api, pihaknya memiliki perusahaan yang handal dibidang jasa transportasi kereta api termasuk pembangunan infrastruktur berteknologi. Hingga periode akhir tahun 2006 neraca perdagangan antara RI-Australia mencapai 10,4 miliar dolar Australia atau peringkat 13 terbesar mitra dagang indonesia dengan negara lain.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007