Jakarta (ANTARA News) - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan Pemerintah Provinsi DKI akan membeli beras asal Sulawesi dan Banten karena lebih memprioritaskan dari petani. Sebaliknya pemerintah pusat berencana mengimpor beras Thailan dan Vietnam akhir bulan ini dengan tujuan menstabilkan harga beras.

"DKI selalu beli beras dari Sulawesi Selatan sel dan Banten. Kita sudah perintahkan dan koordinasi sama Pak Menteri Pertanian, kita prioritaskan dari petani," kata Sandiaga di Jakarta, Senin.

Dia menginginkan warga Jakarta tidak terimbas gejolak harga beras sehingga Pemprov DKI disebutnya bakal hadir dengan kebijakan-kebijakan yang langsung menukik menyelesaikan masalah gejolak harga itu.

Pemerintah pusat berencana mengimpor beras dari Thailand dan Vietnam akhir Januari, namun beberapa daerah seperti Sulawesi Selatan dan Banten menolak masuk beras impor karena bersamaan dengan panen raya.

Sandiaga sendiri mengkhawatirkan masuknya beras Vietnam dan Thailand ke Jakarta akan mendistorsi harga pada petani dan pedagang kecil.

"Pak Arief Prasetyo Adi, Dirut Food Station, selalu mengontak saya 24 jam. Kita meminta tambahan dari Bulog 5.000 ton beras yang untuk operasi pasar dan 5.000 ton untuk yang komersial," kata Sandiaga.

Saat ini stok beras sudah mencapai 30 ribu ton dan angka itu harus dikembalikan kembali kepada 40 ribu ton total stok beras. Sandiaga mengaku sudah memerintahkan PD. Pasar Jaya untuk melancarkan distribusi beras ke Jakarta.

Dia menginginkan begitu beras masuk Jakarta, maka distribusi harus cepat sehingga tidak mengakibatkan gejolak.

"Kasihan pedagang warteg, kasihan pedagang nasi uduk, karena selama ini mereka harus meningkatkan harga barangnya tapi kemampuan masyarakat membeli itu masih sangat kurang. Jadi ini yang menjadi PR besar bagi Pemprov DKI," kata Sandiaga.

Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018