Pekalongan, Jawa Tengah (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak anggota Jamiyah Ahli Thoriqoh Al Mu'tabaroh An Nadliyah (Jatman) ikut menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjadikan Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, dan Bhinneka Tunggal sebagai tali pengikat keberagaman di Indonesia.
"NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, dan Pancasila harus dijadikan pedoman bernegara di Indonesia," kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan membuka acara Muktamar ke-XII Jatman dan Halaqoh Ulama Thoriqoh II di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Senin.
Presiden mengingatkan kembali bahwa warga Indonesia hidup dalam keberagaman dengan keberadaan 714 suku, beragam agama, dan 1.100 bahasa lokal berbeda-beda.
"Saya selalu bercerita di mana-mana, seperti saat bertemu dengan Baginda Raja Salman (Raja Arab Saudi) bahwa Indonesia memiliki 714 suku, memiliki lebih 1.100 bahasa daerah dan Beliau sangat kaget sekali karena tidak menyangka begitu banyaknya," katanya.
"Demikian pula, saya sampaikan pada Presiden Afghanistan yang kaget sekali (mengetahui keberagaman di Indonesia) dan berpesan pada saya dengan berkata 'Jokowi hati-hati dengan agama yang berbeda-beda, sangat sulit untuk menjaganya'. Akan tetapi, saya sampai jika sudah 72 tahun Indonesia dalam persatuan dan kesatuan hingga terjaga sampai sekarang ini," katanya.
Presiden lantas menceritakan perpecahan antara dua suku di Afghanistan yang hingga kini masih menimbulkan peperangan di negara tersebut.
"Oleh karena itu, kami titip pada para kiai dan seluruh jamiyah thoriqoh agar tetap menjaga ukhuwah Islamiyah dan watoniyah. Persatuan dan kesatuan kita harus tetap dijaga dengan kuncinya Pancasila sebagai ideologi negara, NKRI, Bhinneka Tuggal Ika, dan UUD 1945 harus dijadikan pedoman bernegara di Indonesia," katanya.
Usai pembukaan Muktamar Jatman XII serta Penyerahan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Program Keluarga Harapan (PKH), Presiden Jokowi bertolak ke Kabupaten Tegal.
Pewarta: Kutnadi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018